Rabu, 11 Desember 2013

Hazard and Operability Study (HAZOP) Apa itu Hazard and Operability Study (HAZOP) ? Pembelajaran HazOp untuk mengidentifikasi masalah resiko dan pengoperasian. Konsepnya meliputi investigasi dari desain tujuan. Dalam proses mengidentifikasi masalah selama pembelajaran HazOp, pemecahannya terekam sebagai bagian dari hasil HazOp dan bagaimanapun juga, harus ada kepedulian untuk menghindari percobaan demi menemukan kenyataan , karena tujuan utama dari HazOp adalah untuk mengidentifikasi masalah. Walaupun pelaksana HazOp berpengalaman tetapi latihan yang didasarkan pada pembelajaran ketika desain baru atau teknologi tercakup didalamnya adalah sangat penting, ini digunakan dalam tahap dari kelangsungan pabrik. HazOp didasarkan pada prinsip dimana beberapa ahli dengan perbedaan identifikasi dalam banyak masalah harus bekerja sama tetapi mereka bekerja terpisah dan hasilnya dikombinasikan untuk mendapatkan kepuiusan. The “Guide Word” HazOp adalah parameter yang paling memahami masalah HazOp, dengan kombinasi dari beberapa spesifikasi yang telah dikembangkan. Kekhususan ini akan didiskusikan sebagai modifikasi dari guide words, tidak untuk ditempatkan sebagai hal yang tidak berguna daripada pendekatan Guide Word. Tentu saja dalam banyak situasi yang bervariasi lebih efektif dari pada pendekatan Guide Word. Teknik HazOp awalnya dikembangkan untuk analisa system proses kimia, tetapi setelah itu diperluas ke system jenis lain dan juga operasi yang kompleks dan system perangkat lunak. 2. DEFINISI DAN TUJUAN HAZOP The Hazard and Operability Study , dikenal sebagai HazOp adalah standar teknik analisis bahaya yang digunakan dalam persiapan penetapan keamanan dalam sistem baru atau modifikasi untuk suatu keberadaan potensi bahaya atau masalah operabilitasnya. HazOp adalah pengujian yang teliti oleh group spesialis , dalam bagian sebuah sistem apakah yang akan terjadi jika komponen tersebut dioperasikan melebihi dari normal model desain komponen yang telah ada. Sehingga HazOp didefinisikan sebagai system dan bentuk penilaian dari sebuah perancangan atau proses yang telah ada atau operasi dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi masalah-masalah yang mewakili resiko-resiko perorangan atau peralatan atau mencegah operasi yang efisien. HazOp merupakan teknik kualitatif yang berdasarkan pada GUIDE-WORDS dan dilaksanakan oleh tim dari berbagai disiplin ilmu selama proses HazOp berlangsung. Tujuan penggunaan HAZOP adalah untuk meninjau suatu proses atau operasi pada suatu system secara sistematis, untuk menentukan apakah proses penyimpangan dapat mendorong kearah kejadian atau kecelakaan yang tidak diinginkan. HazOp Study sebaiknya dilakukan sesegera mungkin dalam tahap perancangan untuk melihat dampak dari perancangan itu, selain itu untuk melakukan suatu HazOp kita membutuhkan gambaran/perencanaan yang lebih lengkap. HazOp biasanya dilakukan sebagai pemeriksaan akhir ketika perncanaan yang mendetail telah terselesaikan. Juga dapat dilakukan pada fasilitas yang ada untuk mengidentifikasi modifikasi yang harus dilakukan untuk mengurangi masalah resiko dan pengoperasian. Hazard and Operability Studies (HAZOP) pertama kali dikembangkan oleh ICI, sebuah perusahaan kimia di Inggris. Karena itu pula, HAZOP lebih sering diimplementasikan pada industri kimia. Namun seiring dengan makin dibutuhkannya teknik-teknik analisis hazard, beberapa industri lain, misalnya industri makanan, farmasi, dan pertambangan (termasuk pengeboran minyak dan gas lepas pantai), juga mulai banyak menerapkan HAZOP. Tujuan utama dari HAZOP adalah mengenali: - Bahaya-bahaya (hazards) yang potential (terutama yang membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan), dan; - berbagai macam masalah kemampuan operasional (operability) pada setiap proses akibat adanya penyimpangan-penyimpangan terhadap tujuan perancangan (design intent) proses-proses dalam pabrik yang sudah beraktifitas maupun pabrik yang baru/ akan dioperasikan. Prosedur Prosedur utama HAZOP adalah: 1. Pengumpulan gambaran selengkap-lengkapnya setiap proses yang ada dalam sebuah pabrik 2. Pemecahan proses (processes breakdown) menjadi sub-proses-sub-proses yang lebih kecil dan detail. Untuk memperjelas pemisahan antar sub-proses, diberikan simpul (node) pada ujung setiap sub-proses, Tidak ada ketentuan khusus tentang pembatasan “rentang” proses, contohnya: 3. Pencarian kemungkinan-kemungkinan adanya penyimpangan pada setiap proses melalui penggunaan pertanyaan-pertanyaan yang sistematis (model-model pertanyaan pada HAZOP dirancang sedemikian rupa/ menggunakan beberapa kata kunci/ keywords/ guidewords, dimaksudkan untuk mempermudah proses analisis). 4. Melakukan penilaian terhadap setiap efek negatif yang ditimbulkan oleh setiap penyimpangan (bersama konsekuensinya) tersebut di atas. Ukuran besar kecilnya efek negatif ditentukan berdasarkan keamanan dan keefisienan kondisi operasional pabrik dalam keadaan normal. 5. Penentuan tindakan penanggulangan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Kata Kunci Penekanan sistematika pertanyaan pada prosedur HAZOP nampak pada penggunaan dua kelompok (tingkat) kata kunci, yaitu: 1. Kata kunci primer (primary keywords) Kata-kata yang bertitik tolak pada tujuan perancangan/ berhubungan dengan kondisi/ parameter sebuah proses. Contohnya: aliran (flow), tekanan (pressure), suhu (temperature), kekentalan (viscosity), korosi (corrosion), pengikisan (erosion), ketinggian (level), kepadatan (density). pelepasan/ pembebasan (relief), pencampuran (composition), penambahan (addition), reaksi (reaction) 2. Kata kunci sekunder (secondary keywords) Kata kunci sekunder pada saat digabungkan dengan sebuah kata kunci primer akan menunjukkan “kemungkinan” penyimpangan yang bisa terjadi, Contohnya: Tidak ada (no), kelebihan (more), kekurangan (less), berlawanan (reverse), sama dengan (as well as) - Tidak semua kata kunci primer bisa digabung dengan setiap kata kunci sekunder Contoh: Kata kunci primer Kata kunci sekunder Flow (aliran) More Less No Reverse Pressure (tekanan) More Less No Temperature (suhu) More Less Viscocity (kekentalan) More Less Level More Less - Berikan kata kunci primer (parameter) yang spesifik pada tiap proses/ simpul/ nodes Contoh berikut mengacu pada gambar proses pencampuran dua jenis cairan A & B pada bagian awal artikel ini. Node: 1 (area observasi adalah storage I hingga pipa pelepasan setelah valve di antara storage I dan storage III) Deviasi Konsekuensi Penyebab Pengamanan Action Flow/ less Terjadi kekentalan yang berlebihan dalam campuran di storage III - Valve tidak terbuka sempurna - Ada kebocoran pada pipa sebelum/ sesudah valve - Ada endapan/ kotoran yg menghalangi keluarnya material A dari storage I - Ada pengatur debit pada valve di node II yang scr otomatis akan menyesuaikan kecepatan aliran material dari storage II jika deviasi pada node I terjadi - Ada gauge penunjuk standard flows pada node I Penghentian total (temporary) valve pada node I dan node II Konsep Hazard and Operability Study (HAZOP) Proses HAZOP didasarkan pada prinsip bahwa pendekatan kelompok dalam analisis bahaya akan mengidentifikasi masala-masalah yang lebih banyak dibandingkan ketika individu-individu bekerja secara terpisah kemudian mengkombinasikan hasilnya. Tim HazOp dibentuk dari individu-individu dengan latar belakang dan keahlian yang bervariasi. Keahlian ini digunkan bersama selama pelaksanaan HazOp dan melalui usaha pengumpulan “brainstorming” yang menstimulasi kreatifitas dan ide-ide baru, keseluruhan ulasan dari suatu proses dibuat menurut pertimbangan. Berikut istilah – istilah terminologi (key words) yang dipakai untuk mempermudah pelaksanaan HazOP antara lain sebagai berikut: 1. Deviation (Penyimpangan). Adalah kata kunci kombinasi yang sedang diterapkan. (merupakan gabungan dari guide words dan parameters). 2. Cause (Penyebab). Adalah penyebab yang kemungkinan besar akan mengakibatkan terjadinya penyimpangan. 3. Consequence (Akibat/konsekuensi). Adalah suatu akibat dari suatu kejadian yang biasanya diekspresikan sebagai kerugian dari suatu kejadian atau resiko. Dalam menentukan consequence tidak boleh melakukan batasan kerena hal tersebut bias merugikan pelaksanaan penelitian. 4. Safeguards (Usaha Perlindungan). Adanya perlengkapan pencegahan yang mencegah penyebab atau usaha perlindungan terhadap konsekuensi kerugian akan didokumentasikan pada kolom ini. Safeguards juga memberikan informasi pada operator tentang pemyimpangan yang terjadi dan juga untuk memperkecil akibat. 5. Action (Tindakan yang Dilakukan). Apabila suatu penyebab dipercaya akan mengakibatkan konsekuensi negatif, harus diputuskan tindakantindakan apa yang harus dilakukan. Tindakan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tindakan yang mengurangi atau menghilangkan penyebab dan tindakan yang menghilangkan akibat (konsekuensi). Sedangkan apa yang terlebih dahulu diputuskan, hal ini tidak selalu memungkinkan, terutama ketika berhadapan dengan kerusakan peralatan. Namun, pertamatama selalu diusahakan untuk menyingkirkan penyebabnya, dan hanya dibagian mana perlu mengurangi konsekuensi. 6. Node (Titik Studi). Merupakan pemisahan suatu unit proses menjadi beberapa bagian agar studi dapat dilakukan lebih terorganisir. Titik studi bertujuan untuk membantu dalam menguraikan dan mempelajari suatu bagian proses. 7. Severity. Merupakan tingkat keparahan yang diperkirakan dapat terjadi. 8. Likelihood. Adalah kemungkinan terjadinya konsekwensi dengan sistem pengaman yang ada. 9. Risk atau resiko merupakan kombinasi kemungkinan likelihood dan severity. GUIDEWORD DAN PARAMETER Proses HazOp akan menghasilkan/menciptakan penyimpangan-penyimpangan dari desain proses yang sesungguhnya dengan mengkombinasikan antara guideword (no, more, less, dll) dengan parameter proses sehingga menghasilkan kemungkinan penyimpangan dari desain yang sesungguhnya. Sebagai contoh ketika guideword “no” dipasangkan dengan parameter “flow” maka penyimpangan yang dihasilkan adalah “no flow”. Tim kemudian harus mendaftar segala penyebab-penyebab yang dipercaya dapat mengakibatkan kondisi ketidakadaan aliran untuk sebuah node. Perlu diingat bahwa tidak semua kombinasi guideword-parameter akan menghasilkan suatu arti. Guide word adalah suatu kata yang memberikan gambaran tentang penyimpangan dari tujuan proses atau desain, Contoh daftar guideword : Guide-word Arti Contoh No (Not, None) Tidak ada tujuan perancangan yamg tercapai Tidak ada aliran ketika produksi More (More of, Higher) Peningkatan kuantitatif pada parameter Suhu lebih tinggi dibanding perancangan Less (Less of, Lower) Penurunan kuantitatif pada parameter Tekanan lebih rendah dari kondisi normal As Well As (More Than) Tambahan aktivitas/kegiatan terjadi Katup lain menutup pada saat yang sama (kesalahan logika/kesalahan manusia) Part of Hanya beberapa tujuan perancangan yang tercapai Hanya sebagian dari system yang berhenti Reverse Lawan dari tujuan perancangan terjadi Aliran balik terjadi ketika system dimatikan Other Than (Other) Penggantian lengkap-Kegiatan lain terjadi Adanya cairan dalam perpipaan gas Guide-Word Arti Early / Late (Lebih awal/terlambat) Penentuan waktu yang berbeda dengan tujuan Before / After (Sebelum/sesudah) Langkah-langkah / bagian dari itu mempengaruhi rangkaian / urutan Faster/Lower (Lebih cepat atau lebih lambat) Langkah-langkah / tahapan-tahapan selesai atau tidak selesai pada waktu yang tepat Where else (Tempat lainnya) Dapat diaplikasikan untuk aliran, perpindahan, sumber dan tujuan Penerapan parameter akan bergantung pada jenis proses yang tengah dipertimbangkan, jenis peralatan yang digunakan dan tujuan dari proses tersebut. Perangkat lunak untuk HazOp-PC memasukkan dua daftar menu yang menyajikan daftar baik parameter khusus maupun parameter umum. Parameter khusus yang paling lazim biasanya mempertimbangkan flow, temperature, pressure, dan terkadang juga level. Hampir di semua instansi parameter-parameter ini akan dievaluasi untuk setiap node. Berikut ini adalah beberapa contoh parameter proses: Temperature Composition pH Pressure Addition Sequence Temperature Separation Signal Mixing Time Start/Stop Stirring Phase Operate Transfer Speed Maintain Level Particle size Services Viscosity Measure Communication Reaction Control Adapun beberapa contoh pengabungan antara guideword dengan parameter: 1. NO FLOW (Tidak mengalir) Kesalahan jalur Sumbatan Pelat yang tidak benar Pemasangan katup balik yang tidak sesuai Ledakan pipa Kebocoran yang besar Kerusakan peralatan Perbedaan tekanan yang tidak sesuai 2. MORE FLOW (Kelebihan aliran) Peningkatan kapasitas pompa Peningkatan tekanan penghisapan Pengikisan “delivery head” Densitas fluida yang lebih tinggi Kebocoran pipa penukar panas Sambungan dari system yang saling menyilang Kesalahan pengendalian 3. MORE TEMPERATURE (Kelebihan temperature) Kondisi jenuh Kerusakan pipa penukar panas Terjadi kebakaran Kegagalan sistem air pendingin Kerusakan pengendali Kebakaran internal Parameter / Guide Word More Less None Reverse As well as Part of Other than Flow high flow low flow no flow reverse flow deviating concentration contamination deviating material Pressure high pressure low pressure vacuum delta-p explosion Temperature high temperature low temperature Level high level low level no level different level Time too long / too late too short / too soon sequence step skipped backwards missing actions extra actions wrong time Agitation fast mixing slow mixing no mixing Reaction fast reaction / runaway slow reaction no reaction unwanted reaction Start-up / Shut-down too fast too slow actions missed wrong recipe Draining / Venting too long too short none deviating pressure wrong timing Inertising high pressure low pressure none contamination wrong material Utility failure (instrument air, power) failure DCS failure failure Maintenance none Vibrations too low too high none wrong frequency PROSES HAZOP Tim HazOp berfokus pada bagian-bagian spesifik dari suatu proses yang disebut “Node”. Umumnya node diidentifikasi dari P & ID suatu proses sebelum penelitian dimulai. Parameter proses diidentifikasi misalnya “flow”dan sebuah kesengajaan dibuat untuk node melalui pertimbangan. Selanjutnya serangkaian guideword digabungkan dengan parameter flow untuk menciptakan suatu penyimpangan . sebagai contoh guideword “NO” digabungkan dengan parameter “flow” dan diperoleh penyimpangan berupa “no flow”. Tim kemudian fokus mendaftar semua yang dipercaya menjadi penyebab dari penyipangan “no flow” dimulai dari sebab yang dapat mengakibatkan kemungkinan terburuk yang dapat dipikirkan oleh tim pada saat itu. Segera setelah penyebab tersebut dicatat, tim kemudian mencatat konsekuensi, pedoman keselamatan dan anjuran anjuran yang dianggap perlu. Proses yang sama terus diulang untuk penyimpangan selanjutnya dan seterusnya sampai penyelesain suatu node, selanjutnya tim berpindah ke node selanjutnya dan mengulang proses di atas. PROSEDUR HAZOP Yang dibutuhkan dalam melakukan studi HAZOP antara lain informasi detail dalam proses. Informasi-informasi ini termasuk Process Flow Diagrams (PFDs), Process and Instrumentation Diagrams (P&IDs), spesifikasi peralatan, konstruksi material, serta keseimbangan massa dan energi. Prosedur HAZOP menggunakan tahap-tahap untuk menyelesaikan analisis, sebagai berikut : 1. Mulai dengan flowsheet yang detail. Pecah flowsheet ke dalam beberapa jumlah unit proses, jadi area reaktor mungkin bias satu unit, dan tangki penyimpanan adalah yang lainnya. Pilih unit mana yang akan dilakukan studi. 2. Pilih studi node (vessel, line, operating instruction). 3. 3 Jelaskan desain dari studi node-nya. Sebagai contoh, vessel V-1 didesain untuk menyimpan ketersediaan benzene dan menyediakannya untuk reaktor. 4. Ambil parameter proses : flow, level, temperature, pressure, concentration, pH, viscosity, keadaan (padat, cair, gas), agitasi, volume, reaksi, sampel, komponen, start, stop, stability, power, inert. 5. Terapkan guideword ke parameter proses untuk menyarankan penyimpangan yang memungkinkan. Daftar dari guideword tersedia di tabel 2.1. beberapa guideword dari kombinasi parameter proses tidak berarti, seperti tertera pada tabel 2.2. dan 2.3 untuk lines dan vessel proses. 6. Jika penyimpangan dapat dipakai, tentukan kemungkinan penyebab-penyebab dan catat sistem pengaman yang ada. 7. Jika penyimpangan dapat dipakai, tentukan kemungkinan penyebab-penyebab dan catat sistem pengaman yang ada. 8. Berikan saran (apa? oleh siapa? kapan?). 9. Catat semua informasi. 10. Ulangi tahap 5 ke tahap 9 sampai semua guideword yang digunakan diaplikasikan pada parameter yang dipilih. 11. Ulangi tahap 4 ke tahap 10 sampai semua parameter proses dipertimbangkan pada studi node yang diberikan. 12. Ulangi tahap 2 ke tahap 11 sampai studi node dipertimbangkan pada bagian yang diberikan dan lanjutkan pada bagian lain di flowsheet. Selengkapnya...

Minggu, 10 November 2013

DUNIA TANPA BATAS

aku tidak dapat membayangkan jika dunia ini tanpa adanya anime walaupun anime bukan dari Indonesia tetepi anime memberikan berjuta kesenangan yang tiada bandingannya, walaupun berbagai kubu banyak yang bilang anime itu hanya untuk anak kecil tapi sapa sangka di negeri asalnya anime ini merupakan pekerjaan yang menjanjikan loh.. 





sehari tanpa adanya anime itu rasanya hanya kehidupan kosong belaka banyak juga pelajaran yang dapat diambil dari anime ini seperti how beutiful friendship is.. menginspirasikan bagaimana memiliki seseorang yang amat sangat berharga bagi kehidupanmu untuk dapat menaklukan dunia kita juga butuh memikirkan fantasi diluar batas walaupun itu mustahil tapi dapat menginspirasi

Selengkapnya...

KALIMAT EFEKTIF DAN TURUNAN

I. Pengertian Kalimat Efektif Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan maksud penutur/penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang mampu menjembatani timbulnya pikiran yang sama antara penulis/penutur dan pembaca/pendengar. Kalimat efektif harus dapat mewakili pikiran penulis/pembicara secara pas dan jitu sehingga pendengar/ pembaca akan memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti yang dimaksud oleh penulis/pembicaranya. II. Ciri-ciri Kalimat Efektif Kesatuan Gagasan Yang dimaksud dengan kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Sebuah kalimat harus memiliki subyek, predikat, serta unsur-unsur lain (Objek/Keterangan) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal. Dalam setiap kalimat hanya ada satu maksud penulis/pembicara, dan maksud itu harus dapat dikenali dan dipahami oleh pembicara/pendengar. Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya: Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberikan kredit. (terdapat subjek ganda dalam satu kalimat) Contoh kalimat yang jelas kesatuan gagasannya: Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit untuk membangun gedung sekolah baru. Kesejajaran/Keparalelan Yang dimaksud dengan keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama jenis katanya, pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat. Umpamanya dalam sebuah perincian, jika unsur pertama berbentuk verba, unsur kedua dan seterusnya juga harus verba. Jika unsur pertama nomina, unsur berikutnya juga harus nomina. Dengan kata lain, sebuah kalimat harus memiliki kesamaan bentukan/ imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di–, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di– pula. Contoh kesejajaran atau paralelisme yang salah: Kakakmu menjadi dosen atau sebagai pengusaha? Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. Contoh kesejajaran atau paralelisme yang benar: Kakakmu menjadi dosen atau menjadi pengusaha? Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. Kehematan Yang dimaksud dengan kehematan ialah adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. Hemat disini, tidak berarti tidak memakai kata-kata mubazir; tidak mengulang subjek; tidak menjamakkan kata yang sudah berbentuk jamak. Dengan hemat kata, kalimat akan menjadi padat berisi dan tidak akan merubah maksud kalimat. Contoh kalimat yang tidak hemat kata: Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa itu belajar sepanjang hari dari pagi sampai sore. Contoh kalimat yang hemat kata: Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian. a. Kelogisan Yang dimaksud dengan kelogisan ialah terdapatnya arti kalimat yang logis/ masuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir yang sama sistematis (teratur dalam perhitungan angka dan penomoran). Sebuah kalimat yang sudah benar strukturnya, sudah benar pula pemakaian tanda baca, kata, atau frasanya, dapat menjadi salah jika maknanya lemah dari segi logika berbahasa. Perhatikan contoh kalimat yang lemah dari segi logika berbahasa berikut ini. Kepada Bapak Subhan, waktu dan tempat kami persilakan. (waktu dan tempat tidak perlu dipersilakan) –salah Kepada Bapak Subhan, kami persilakan. –benar b. Kepaduan (Koherensi) Yang dimaksud dengan koerensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termasuk pembentuk kalimat adalah frasa, klausa, tanda baca, dan fungsi sintaksis (S-P-O-Pel-Ket). Contoh kalimat yang tidak koheren: Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. (tidak mempunyai subjek/subjeknya tidak jelas) Contoh kalimat yang unsurnya koheren: Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. c. Ketepatan Yang dimaksud dengan ketepatan adalah kesesuaian atau kecocokan pemakaian unsur-unsur yang membentuk kalimat sehingga tercipta pengertian yang bulat dan pasti. Di antara semua unsur yang berperan dalam pembentukan kalimat, harus diakui bahwa kata memegang peranan terpenting. Tanpa kata, kalimat tidak akan ada. Akan tetapi, adakalanya kita harus memilih dengan akurat satu kata, satu frasa, satu idiom, satu tanda baca dari sekian pilihan demi terciptanya makna yang paling tepat. Perhatikan contoh di berikut ini. Contoh kalimat yang tidak memperhatikan faktor ketepatan: Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi hingga petang. (salah dalam pemakaian kata hingga) Contoh kalimat yang memperhatikan faktor ketepatan: Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sampai petang. III. Kesalahan Kalimat Karangan ilmiah, laporan kerja, surat lamaran atau jenis komunikasi lain, seluruhnya harus menggunakan kalimat yang baik dan benar. Baik memungkinkan karangan itu dapat diterima oleh siapapun dan benar artinya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kesalahan kalimat dapat berakibat fatal, salah pengertian, salah tindakan, dan sebagainya. Kesalahan Stuktur a. Kalimat aktif tanpa subjek Menurut ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia segera bangkit jika hukum ditegakkan. (salah) Ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia segera bangkit jika hukum ditegakkan. (benar) Menempatkan kata depan di depan subjek, dengan kata depan ini subjek berubah fungsi menjadi keterangan Di Jakarta memiliki pusat perdangangan terbesar di Asean. (salah) Jakarta memiliki pusat perdangangan terbesar di Asean. (benar) Di Jakarta tedapat pusat perdangangan terbesar di Asean. (benar) b. Menempatkan kata yang di depan predikat, sehingga berubah fungsi menjadi perluasan objek Petani yang bekerja di sawah. (salah) Petani bekerja di sawah. (benar) c. Menempatkan kata depan di depan objek. Dalam kata kerja transitif langsung diikuti objek dan tidak disisipi kata depan Mereka mendiskusikan tentang keselamatan kerja. (Salah) Mereka mendiskusikan keselamatan kerja. (benar) d. Menempatkan kata penghubung intrakalimat tunggal pada awal kalimat Ia pandai. Sehingga selalu mendapt beasiswa. (salah) Ia pandai sehingga selalu mendapat beasiswa. (benar) e. Penggabungan anak kalimat Meskipun sudah kaya raya, tetapi ia tetap bekerja keras. (salah) Meskipun sudah kaya raya, ia tetap bekerja keras. (benar) Tidak…tetapi, tidak hanya…tetapi juga, bukan hanya…melainkan juga. f. Salah urutan Ia menulis laporan, mengamati data, dan menyerahkan laporan itu. (salah) Ia mengamati data, menulis laporan, dan menyerahkan laporan itu. (benar) IV. Jenis Kalimat Menurut Jumlah Klausanya Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kalimat tunggal, kalimat majemuk atau kalimat turunan. Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa. Karena klausanya yang tunggal maka dinamai kalimat tunggal. Hal itu juga berarti hanya ada satu P(predikat) di dalam kalimat tunggal. Seperti telah dijelaskan, unsur S dan P adalah penanda klausa. S dan p selalu wajib dalam setiap kalimat. Adapun O, Pel, dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat, termasuk dalam kalimat tunggal. Kehadiran O, Pel, Ket bergantung pada P. Jika P masih perlu dilengkapi, barulah unsur yang melengkapi itu dihadirkan. Contoh : Kami mahasiswa Indonesia. Jawaban anak pintar itu sangat tepat. Mobil orang kaya itu ada delapan. Kalimat tunggal dapt dilengkapi atau diperluas dengan menambah satu unsur O, Pel, dan Ket. Jadi kalimat tunggal tidak harus berupa kalimat pendek. Kalimat Majemuk Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dua atau lebih kalimat tunggal. Hal itu berarti dalam kalimat majemuk terdapat lebih dari satu klausa. Perhatikan contoh diberikut ini. v Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan S P1 O1 harus menjunjung tinggi etika profesi . P2 O2 v Anak-anak bermain layang-layang di halaman kampus ketika S1 P1 O1 Ket para dosen, karyawan, dan mahasiswa menikmati hari libur . S2 P2 O2 Contoh yang pertama disebut kalimat majemuk setara karena mempunyai dua klausa yang setara/sejajar. Penanda yang memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara antara lain konjungsi dan. Contoh yang kedua disebut kalimat majemuk bertingkat karena klausa yang kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Penanda yang memisahkannya adalah konjungtor ketika. Kalimat Majemuk Setara Kalimat majemuk setara mempunyai ciri : Dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal Kedudukan tiap kalimat sederajat Penghubung Klausa dalam Kalimat Majemuk Setara Jenis Hubungan Fungsi Kata Penghubung penjumlahan menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, dan proses dan, serta, baik, maupun pertentangan menyatakan bahwa hal yang dinyatakan dalam klausa pertama bertentangan dengan klausa kedua tetapi, sedangkan, bukannya, melainkan Pemilihan menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan Atau Perurutan menyatakan kejadian yang berurutan lalu, kemudian Contoh kalimat majemuk setara : Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya. Muridnya kaya, tetapi ia sendiri miskin. Engkau tinggal disini, atau ikut dengan saya. Ia memarkir mobilnya di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7. Kalimat Majemuk Bertingkat Konstruksi kalimat majemuk bertingkat berbeda dengan kalimat majemuk setara. Perbedaannya terletak pada derajat klausa pembentuknya yang tidak setara karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Karena itu, konjungtur kalimat majemuk bertingkat juga berbeda dengan konjungtur kalimat majemuk setara. Penghubung Klausa dalam Kalimat Majemuk Bertingkat Jenis Hubungan Kata Penghubung a. waktu sejak, sedari, sewaktu, sementara, seraya, setelah, sambil, sehabis, sebelum, ketika, tatkala, hingga, sampai b. syarat jika(lau), seandainya, andaikata, andaikan, asalkan, kalau, apabila, bilamana, manakala c. tujuan agar, supaya, untuk, biar d. konsesif walau(pun), meski(pun), sekali(pun), biar(pun), kendati(pun), sungguh(pun) e. pembandingan seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, daripada, alih-alih, ibarat f. sebab/alasan sebab, karena g. akibat/hasil sehingga, sampai-sampai, maka h. cara/alat dengan, tanpa i. kemiripan seolah-olah, seakan-akan j. kenyataan Padahal, nyatanya k. penjelasan/kelengkapan bahwa Contoh kalimat majemuk bertingkat: Dia datang ketika kami sedang rapat. Lalu lintas akan teratur andaikata pemakai jalan berdisiplin tinggi. Anda harus bekerja keras agar berhasil. Semangat belajarnya tetap tinggi walaupun usianya sudah lanjut. Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku. Selengkapnya...

KALIMAT DIKSI

Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi daripada pemilihan kata dan gaya.  
• Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. • Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. • Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa. Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran – kata formal atau informal dalam konteks sosial – adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks. Selain itu juga Diksi, digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya. Atau kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi pilihan kata, diantaranya : · Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang ‘diamanatkan’ · Kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya. · menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu menggerakkan dan mendayagunakan kekayaannya itu menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan efektif. KESESUAIAN DIKSI Perbedaan ketepatan dan kecocokan pertama-tama mencakup soal kata mana yang akan digunakan dalam kesempatan tertentu, walaupun kadang-kadang masih ada perbedaan tambahan berupa perbedaan tata bahasa,pola kalimat, panjang atau kompleknya suatu alinea, dari beberapa segi lain. Perbedaan antara ketepatan dan kesesuaian dipersoalkan adalah apakah kita dapat mengungkapkan pikiran kita dengan cara yang sama dalam sebuah kesempatan dan lingkungan yang kita masuki. A.Syarat-Syarat Kesesuaian Diksi Syarat-syarat kesesuaian diksi adalah sebagai berikut: 1.Hindarilah sejauh mungkin bahasa aatau unsur substandard dalam situasi yang formal. 2.Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi yang umum hendaknya penulis dan pembicara mempergunakan kata-kata popular. 3.Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum. 4.Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata slang 5.Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan. 6.Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati). 7.Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artfisial. Hal-hal tersebut akan diuraikan lebih lanjut dalam bagian-bagian di bawah ini 1. Bahasa Standar dan Sub Standar Bahasa standar adalah semacam bahasa yang dapat dibatasi sebagai tutur dari mereka yang mengenyam kehidupan ekonomis atau menduduki status sosial yang cukup dalam suatu masyarakat. Kelas ini meliputi pejabat-pejabat pemerintah, ahli bahasa, ahli hukum, dokter, pedagang, guru, penulis, penerbit, seniman, insinyur, dan lain sebagainya. Bahasa non stsndar adalah bahasa dari mereka yang tidak memperoleh pendidikan yang tinggi. Pada dasarnya, bahasa ini dipakai untuk pergaulan biasa, tidak di pakai dalam tulisan. Kadang unsur ini digunakan juga oleh para kaum pelajar dalam bersenda gurau, dan berhumor. Bahasa non stadar juga berlaku untuk suatu wilayah yang luas dalam wilayah bahasa standar. Bahsa standar lebih efektif dari pada bahasa non standar. Bahasa non standar biasanya cukup untuk digunakan dalam kebutuhan-kebutuhan umum. 2. Kata Ilmiah dan Kata Populer Pilihan kata dalam hubungan dengan kesempatan yang dihadapi seseorang dapat dibagi atas beberapa macam kategori salah satunya adalah kata-kata ilmiah melawan kata-kata populer. Bagian terbesar dari kosa kata sebuah bahasa terdiri dari kata-kata yang umum yang dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik yang terpelajar maupun orang atau rakyat jelata. Maka kata ini dinamakan kata-kata populer. Kata-kata ini juga dipakai dalam pertemuan-pertemuan resmi, dalam diskusi-diskusi yang khusus, dan dalam diskusi-diskusi ilmiah. Contoh: Kata populer kata ilmiah Sesuai Harmonis Pecahan Fraksi Aneh Eksentrik Bukti Argumen Kesimpulan konklusi 3. Jargon Kata jargon mengandung beberapa pengertian. Jargon adalah suatu bahasa,dialek, atau struktur yang dianggap kurang sopan atau aneh tetapi istilah itu dipakai juga untuk mengacu semacam bahasa atau dialek hybrid yang timbul dari percampuran bahasa-bahasa, dan sekaligus dianggap sebagai bahasa perhubungan atau lingua franca. Jargon diartikan sebagai kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-kelompok khusus lainnya. Oleh karena jargon merupakan bahasa yang khusus sekali, maka tidak akan banyak artinya bila dipakai untuk suatu sasaran yang umum. Sebab itu, hendaknya dihindari sejauh mungkin unsur jargon dalam sebuah tulisan umum. 4.Kata Percakapan Kata percakapan adalah kata-kata yang biasa dipakai dalam percakapan atau pergaulan orang-orang yang terdidik. Pengertian percakapan ini disini sama sekali tidak boleh disejajarkan dengan bahasa yang tidak benar, tidak terpelehara atau tidak disenangi. Bahasa percakapan yang dimaksud disini lebih luas dari pengertian kat-kat populer, kata-kata percakapan mencakup pula sebagian kata-kata ilmiah yang biasa dipakai oleh golongan terpelajar 5.Kata Slang Kata slang adalah kata-kata non standar yang disusun secara khas; bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan. Kadang kala kata slang yang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja. Kata-kata slang sebenarnya bukan hanya terdapat pada golongan terpelajar, tetapi juga pada semua lapisan masyarakat. 6.Idiom Idiom adalah pola struktural yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa yang umum, biasanya berbentuk frase, sedangkan artinya tidak bisa diterangkan secara logis, dengan bertumpu pada makna kata-kata yang membentuknya, misalnya: seorang asing yang sudah mengetahui makna kata makan dan tangan, tidak akan memahami makna perasa makan tangan. Siapa yang berfikir bahwa makan tangan sama artinya dengan kena tinju atau beruntung besar ? dan selanjutnya idiom-idiom yang menggunakan kata makan seperti: makan garam, makan hati, dan senagainya. 7.Bahasa Artifisial Yang dimaksud dengan artifisial adalah bahasa yang disusun secara seni. Fakta dan pernyataan-pernyataan yang sederhana dapat diungkapkan dengan sederhana dan langsung tak perlu disembunyikan. Artifisial : Ia mendengar kepak sayap kalelawar dan guyuran sisa hujan dari dedaunan, karena angin kepada kemuning. Ia mendengar resah kuda serta langkah pedati ketika langit bersih kembali menampakkan bima sakti yang jauh. Biasa :Ia mendengar bunyi sayap kelelawar dan sisa hujan yang ditiup angin di daun. Ia mendengar derap kuda dan pedati ketika langit mulai terang. Jenis-Jenis Pilihan Kata atau Diksi 1. Berdasarkan makna a. Makna Denotatif Makna denotasi menyatakan arti yang sebenarnya dari sebuah kata. Makna denotasi berhubungan dengan bahasa ilmiah. Makna denotasi dapat dibedakan atas dua macam relasi, pertama, relasi antara sebuah kata dengan barang individual yang diwakilinya, dan kedua relasi antara sebuah kata dan ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya. Contoh: Bunga melati b. Makna Konotatif Makna konotatif adalah suatu jenis kata yang memiliki arti bukan sebenarnya dari sebuah kata. Contoh: Bunga Bank 2. Berdasarkan leksikal a. Sinonim Sinonim adalah kata-kata yang memiliki makna yang sama. Contoh: • sayang bersinonim kasih b. Antonim Antonim adalah dua buah kata yang maknanya “dianggap” berlawanan. Contoh: • Bagus berantonim dengan jelek. c. Homonim Homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi maknanya berlainan. Contoh : • Ibu mengukur kelapa terlebih dahulu sebelum mengupas pisang itu. d. Contoh Diksi didalam cerpen Ya, perkawinan sepasang yatim piatu itu dilindas teriknya cuaca. Terpanggang sengat yang menudung bumi. Namun begitu, pantang mereka merunduk dagu, melumur asam di muka, apalagi menanak dengki di dada, pada tak seberapa orang yang datang. Gula-gula masih tertabur di sepasang katupan bibir, melengkung di bawah hidung yang bagai mengendus tabiat buruk orang-orang kampung…. (Cerpen “Percakapan Pengantin” karya Benny Arnas, Koran Tempo, 31 Januari 2010) Serayu, seindah apakah senja yang kau bilang mengendap perlahan-lahan di permukaan sungai sehingga tampak air yang hijau itu berangsur-angsur tercampuri warna merah kekuningan dan memantulkan cahaya matahari bundar lalu koyak karena aliran yang menabrak batuan besar dasar sungai? O Serayu, sesedih apakah perasaan seorang wanita yang melihat senja itu dari balik jendela kereta ketika melintas di jembatan panjang sebelum stasiun Kebasen? (Cerpen “Serayu, Sepanjang Angin Akan Berembus…” karya Sungging Raga, Kompas, 22 Juli 2012) Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Diksi http://id.wikibooks.org/wiki/Fonem http://savvior.blogspot.com/2010/10/diksi-atau-pilihan-kata.html
Selengkapnya...

Jumat, 18 Oktober 2013

 PUISI DULU SEKARANG DAN MASA DEPAN

DULU, SEKARANG dan MASA DEPAN Selamat Tinggal masa lalu... aku kan terus melangkah... kan kujadikan kau Kenangan.. Dan menjadi Guru untuk Masa depan... Terimakasih untuk Masa kini.. kau selalu menemani setiap hariku.. dan menjadi kenyataan disetiap hariku... Kau selalu membimbingku... kau terus membuatku belajar... Untuk melihat masaku setiap hari, dan untuk lebih peka terhadap masa depan.. Wahai masa depan... Sambutlah diriku dengan cintamu.. sambutlah aku dengan kasih sayangmu.. jadikanlah aku salah seorang terbaik disisimu.. Jangan biarkan aku terpuruk dalam jurang-jurang Terjal.. sehingga aku tak bisa bangkit lagi.. Wahai masa depan.. Kau selalu jadi misteri bagiku.. maka bimbinglah aku untuk menuju padamu.. jangan biarkan aku tersesat... Diatas bumi yg setiah hari ku tempati bersama dengan masa kini.. Dulu adalah Kenangan.. Maka belajarlah.. Sekarang adalah kenyataan.. maka nikmatilah.. masa depan masih misteri... Maka bersiaplah... Selengkapnya...

Organisasi Bagi Mahasiswa 

 Menjadi seorang mahasiswa bukanlah hal mudah, namun bisa dipermudah jika kita mau untuk menjalaninya dengan baik. Caranya, kita harus menjalankan kewajiban kita sebagai mahasiswa dengan semestinya. Menjadi mahasiswa jangan hanya sebatas mahasiswa biasa. Kita harus mengikuti arus pergaulan kampus, tentunya pergaulan yang memberikan dampak positif bagi perkuliahan kita. Di kampus, kita harus bisa membiasakan diri untuk menunjukkan rasa sosial yang tinggi. Itu semua bisa diwujudkan dengan bergabung dengan organisasi-organisasi yang ada di kampus. Disana kita bisa menunjukkan bahwa kita mampu memberikan dampak yang baik di lingkungan kampus. Kita harusnya bisa menjadi contoh bagi rekan-rekan kita yang lain maupun junior yang akan bergabung nantinya. Organisasi merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dengan mahasiswa yang menimba ilmu di kampus. Organisasi sebetulnya sangat penting untuk kebaikan kita sebagai mahasiswa, namun kesadaran berorganisasi itu sangat minim dewasa ini. Sudah semakin berkurang tampaknya mahasiswa yang berminat untuk bergabung dengan organisasi-organisasi yang ada di kampus. Padahal, dengan berorganisasi kita mampu menemukan jati diri kita sesungguhnya sebagai kaum intelektual. Tidak hanya sekedar duduk dan mendengarkan dosen memberi perkuliahan, tetapi kita juga bisa merasakan kepuasan menjadi seorang pemimpin pada sebuah organisasi. Dalam berorganisasi, kita bisa mengenal dunia kampus lebih luas. Misalnya, kita adalah seorang mahasiswa yang tidak terbiasa dengan pidato ataupun sering gugup ketika berbicara di depan orang ramai, dengan berorganisasi kita akan dibina untuk hal itu. Setidaknya, keluar dari organisasi tersebut kita mampu untuk berbicara secara terbuka di depan orang banyak. Aspek utama yang harus kita miliki dalam berorganisasi yaitu mental. Jika kita sudah punya mental untuk berlabuh pada sebuah organisasi, maka akan mudah bagi kita untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya. Setelah itu barulah kita melaksanakan pembinaan dalam organisasi tersebut dengan baik. Berbeda dengan orang yang tidak pernah berorganisasi, jangankan untuk berbicara di depan orang ramai, berdiskusi dengan ruang lingkup yang kecilpun tidak sanggup rasanya untuk berpendapat. Betapa pentingnya organisasi tidak mampu kita ukur secara formal, namun bisa kita rasakan dengan perasaan. Dahulunya kita hanyalah seorang yang pendiam dan jarang bergaul, setelah mencoba untuk berorganisasi maka kita bisa untuk mengeluarkan pendapat dan berbicara dengan tenang. Kita tidak lagi merasakan gugup atau gemetar melihat kumpulan orang yang akan mendengar apa yang akan kita ucapkan. Penulis sendiri dahulunya tidak memiliki skill untuk berbicara sedikitpun. Namun, setelah merasakan hidup berorganisasi, maka terasa sangat membantu disaat perkuliahan. Biasanya penulis hanya duduk-duduk dan mengobrol di belakang, namun setelah berorganisasi penulis lebih tertarik untuk duduk di bagian depan dan bertanya jawab dengan dosen bersama teman-teman lainnya. Itulah kira-kira gambaran yang mungkin bisa memotivasi mahasiswa di lingkungan kita ini memanfaatkan organisasi agar mampu menemukan jati dirinya sebagai mahasiswa. Seorang mahasiswa akan mengarungi perjalanan panjang untuk meraih mimpinya sebagai seorang sarjana, kemudian mendapatkan pekerjaan yang layak tentunya. Begitulah kira-kira keinginan semua mahasiswa yang berjuang keras melewati perjalanan panjangnya selama duduk di bangku perguruan tinggi. Perjalanan panjang itu tidak boleh disia-siakan, karena kita harus bisa memanfaatkan segala hal yang baik untuk memberi hasil positif bagi diri kita sendiri. Akan lebih baik jika kita juga mampu memberikan dampak positif bagi orang lain. Bagi mahasiswa yang belum menemukan jati dirinya sebagai seorang mahasiswa, maka berusahalah untuk bergabung dengan organisasi yang ada di kampus. Semua itu akan berguna untuk kelangsungan perkuliahan dan mampu menjalin persahabatan antara sesame mahasiswa di kampus. Janganlah menjadi mahasiswa seperti batu yang terselip dalam pondasi, yang hanya bertahan pada satu tempat berdiam. Sama halnya dengan mahasiswa yang hanya duduk di bangku kuliah tanpa memberikan umpan balik dalam perkuliahan. Mungkin kita pernah mendengar istilah “mahasiswa kupu-kupu” yang artinya mahasiswa tersebut hanya datang untuk perkuliahan semata. Sementara untuk informasi lainnya yang ada di kampus tidak ia hiraukan jika tidak ada sangkut pautnya dengan mata kuliah. Sebaiknya, kita jangan mencontoh mahasiswa yang demikian. Hendaknya kita bisa menjadi mahasiswa sejati dan mampu memberikan dampak positif bagi kehidupan kita dengan berorganisasi di kampus. MENAKAR PENTINGNYA ORGANISASI MAHASISWA Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi Sedangkan organisasi mahasiswa yaitu organisasi yang berisikan mahasiswa1. Kemudian organisasi mahasiswa dibedakan menjadi 2 yaitu internal dan eksternal kampus. Organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetatman, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan tarap kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Artinya dengan definisi tersebut kita memahami betapa besarnya tanggung jawab dari organisasi mahasiswa yang secara perlahan harus kita penuhi sebagai beban moral dalam memperjuangan apa yang digariskan para pendahulu republik Indonesia. Menjawab pertanyaan seberapa penting organisasi mahasiswa terdapat berbagai metode. Dalam kesempatan ini penulis mencoba menggunakan 3 pisau analisa singkat, yang pertama secara yuridis, filosofis, dan terakhir sosiologis. Secara yuridis ( peraturan Perundang-undangan ) organisasi mahasiswa telah memiliki payung hukum yang menjamin keberadannya yaitu PP NO. 60 tahun 1999 tt Perguruan Tinggi yang kemudian secara teknis dilindungi Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia NOMOR 155 /U/1998. Banyak hal yang dijelaskan dalam peraturan tersebut baik kedudukun, fungsi, tanggung jawab, hingga mengenai persoalaan pendanaan yang dapat berasal dari kampus atau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan Perundang-undangan. Hal ini berakibat bahwa secara konstitusional organisasi mahasiswa di akui dan memiliki hak-hak serta kewajiban yang melekat sesuai peraturan tersebut. Metode kedua yaitu pembedahan secara filosofis, persoalan fakta sejarah bahwa mahasiswa melalui organisasinya telah berkontribusi dalam pengawalan proses perubahan bangsa rasanya tak perlu banyak kita bahas. Penulis justru ingin mengemukakan apa yang dicetuskan oleh Paulo Freire (1921-1997) salah seorang tokoh pendidikan asal Amerika Latin. Paulo freire dalam konsepnya berusaha merubah sistem pendidikan gaya Bank yang banyak diterapkan di banyak negara maju (lebih lanjut silakan cari tt Pailo Freire) menuju sistem pembelajaran pemecahan masalah. Bahwa sistem pendidikan dimana pengajar lebih tau, pembelajaran hanya proses transfer ilmu dan pembelajaran teks book sangatlah tidak cocok dengan Negara-negara berkembang. Hal ini dikarenakan metode tersebut cenderung menciptakan pola pikir yang mekanis dan memposisikan diri menjadi tenaga kerja siap pakai. Seharusnya sistem pendidikan yang dibangun juga melibatkan peserta didik sebagai bagian pokok ( subjek pembelajaran ) yang memiliki peran yang sama dalam ruang pendidikan. Dan hal yang dibicarakan dalam kelas haruslah mengenai persoalan terdekat dari peserta didik. Dengan melihat hal tersebut jelaslah ormawa merupakan lingkungan yang sesuai menurut konsep poulo freire dimana kita belajar langsung mengenau tata kelola administrasi, manajemen organisasi, manajemen konflik, yang kemudian menciptakan mental dan jiwa organisasi yang kuat. Pisau analisa terakhir yaitu pembedahan secara sosiologis atau kemanfatan untuk masyarakat banyak. Menilik kembali pada landasan operasional Organisasi mahasiswa yaitu Tri Dharma perguruan tinggi dalam poin tiga kita temukan “pengabdian masyarakat”, kemudian hal inilah yang menjadi ruh dalam proses penyusunan program-program kerja organisasi. Maka banyak kita temukan di berbagai organisasi yang memasukan program pengabdian masyarakat bahkan membentuk divisi khusus di dalamnya. Mungkin persoalannya kemudian seperti apa bentuk pengabdian tersebut apakah telah mencapai tahapan pemberdayaan berkelanjutan atau masih bersifat sporadik “datang –tinggal - kembali tahun depan”. Terlepas dari argumen apapun yang kita bangun mengenai pentingnya organisasi mahasiswa, rasanya kritik otokritik tetap perlu dilakukan guna mengukur tahapan kerja-kerja organisasi yang telah kita lakukan, seberapa besar manfaat yang telah kita lakukan bagi mahasiswa, kampus, bahkan Bangsa dan Negara. Seberapa sering kita turun dalam persoalan realitas kehidupan di sekitar kita, anak putus sekolah, penggusuran, teknologi pertanian, kurang gizi dan berbagai persoalan dekat lainnya. Atau mungkin kita masih masih berkutat pada konflik-konflik internal yang melelahkan belum juga melakukan komunikasi, kordinasi, bahkan konsolidasi. Manfaat Berorganisasi Bagi Mahasiswa Beberapa manfaat berorganisasi bagi mahasiswa, yaitu: 1. Memperluas pergaulan 2. Meningkatkan wawasan/pengetahuan 3. Membentuk pola pikir yang lebih baik 4. Menjadi kuat dalam menghadapi tekanan 5. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi 6. Melatih leadership (kepemimpinan) 7. Belajar mengatur waktu 8. Memperluas jaringan (networking) 9. Mengasah kemampuan social 10. Ajang latihan dunia kerja yang sesungguhnya Tips agar organisasi bermanfaat Beberapa tips bisa Anda jadikan pegangan dalam memilih organisasi, agar organisasi itu sesuai dan bermanfaat bagi Anda, antara lain: 1. Lihat visi dan misi organisasi itu 2. Pelajari jenis kegiatan yang dilakukan. Apakah sesuai dengan minat, kemampuan dan waktu luang Anda? 3. Posisi apa saja yang ada dalam organisasi itu. Sesuaikan posisi yang Anda inginkan. Pelajari kemungkinan Anda menduduki posisi itu. 4. Setelah bergabung tunaikan hak dan kewajiban Anda dengan bersemangat. Coba paling tidak 3 bulan 5. Jika selama 3 bulan Anda merasakan manfaatnya maka teruskan, dan jika tidak bermanfaat segeralah mundur dan cari organisasi lain yang lebih sesuai. Manfaat Ikut Organisasi Mahasiswa di Kampus Dengan mengikuti organisasi mahasiswa, manfaatnya banyak sekali untuk masa depan kamu. Dengan catatan, kamu berperan sebagai partisipan aktif, bukan sebagai anggota yang sekedar terdaftar namanya saja dan jarang mengikuti kegiatan yang diadakan. Kalau hanya namanya yang terdaftar, kamu akan melewatkan kesempatan-kesempatan untuk mempelajari soft skills yang nantinya berguna di dunia kerja. Lalu kalau ikut, keuntungan apa yang kamu peroleh? Soft skills seperti apa yang dapat kamu pelajari? Apa manfaatnya di dunia kerja nanti? Nah di bawah ini dijelaskan beberapa diantaranya: 1. Melatih Leadership Ketika ikut organisasi, pastinya akan ada banyak hal yang harus kamu urus seperti acara-acara organisasi, yang tentunya melibatkan banyak orang, baik itu sesama mahasiswa anggota organisasi ataupun orang-orang di luar organisasi. Mahasiswa yang ikut organisasi kampus umumnya memiliki sikap dan karakter yang lebih aktif dibanding mereka yang tidak ikut organisasi. Mereka lebih banyak terlatih dalam mengutarakan pendapat di hadapan orang lain ataupun menggerakkan dan mengarahkan teman-teman sesama anggota ketika organisasi sedang mengadakan suatu acara. Jika saat ini belum terbayang seperti apa rasanya mengarahkan teman-teman sendiri, jika nanti sudah berpartisipasi dalam organisasi, sadar atau tidak sadar, kamu akan terperangah bahwa sesungguhnya kamu mampu melakukannya. Di dunia kerja, keterampilan leadership ini pasti bermanfaat sekali. Seringkali di lowongan-lowongan kerja memasukkan leadership sebagai salah satu kriteria untuk calon karyawan barunya, meskipun untuk posisi level staf yang sebenarnya tidak memiliki bawahan. Kamu yang mengikuti organisasi mahasiswa dipandang lebih memiliki inisiatif serta dapat memotivasi dan mengarahkan diri sendiri dan rekan dalam bekerja. Atasan juga lebih senang karena tidak harus mengarahkan kamu terus menerus. 2. Belajar Mengatur Waktu Dengan ikut organisasi, memang waktu yang biasa kamu gunakan untuk belajar dan mengerjakan tugas akan berkurang. Sementara itu, kuantitas tugas kuliah tetap sama saja antara kamu yang ikut organisasi dan teman-teman lain yang tidak ikut organisasi. Agar keduanya dapat berjalan sama-sama lancar dan tidak ada yang terbengkalai, manajemen waktu yang baik mutlak harus kamu lakukan. Mungkin pada awalnya, kamu akan sedikit kewalahan membagi waktu untuk kuliah dan organisasi. Tapi, lama-lama kamu akan semakin terbiasa. Selanjutnya, kebiasaan ini dapat terus terbawa sepanjang sisa hidup kamu. Setelah bekerja di kantor nanti, kamu akan lebih terlatih dalam mengelola tugas-tugas yang jumlahnya tidak sedikit dan menetapkan prioritas tugas mana yang harus lebih dulu dikerjakan. 3. Memperluas Jaringan atau Networking Di dalam organisasi akan banyak orang baru yang kamu kenal. Teman-teman mahasiswa seangkatan, senior, mahasiswa dari jurusan lain, orang lain atau praktisi di bidang organisasi atau jurusan yang kamu pilih, dan sebagainya. Mereka ini (bisa juga disebut sebagai jaringan) jangan diremehkan, karena merupakan aspek yang penting, terutama bagi fresh graduate dan mereka yang sedang mencari pekerjaan. Dari mereka, kamu akan dapat memperoleh informasi mengenai lowongan pekerjaan. Entah itu dari kantor tempat mereka bekerja atau dari informasi yang mereka miliki. Dan menurut kebiasaan di berbagai perusahaan, rekomendasi kandidat dari karyawan yang sudah bekerja di perusahaan tersebut biasanya prosesnya bisa lebih cepat, karena mereka telah memiliki gambaran dari karyawan dalam tersebut mengenai kamu sebagai calon karyawan baru. 4. Mengasah Kemampuan Sosial Mereka yang tergabung dalam organisasi, umumnya secara sosial juga lebih aktif dibanding mereka yang tidak ikut organisasi. Jika ikut organisasi, kamu juga akan terlatih berinteraksi dengan berbagai macam tipe orang. Tidak hanya teman-teman satu jurusan, tapi juga dengan teman-teman dari program studi yang lain. Dengan ini, tentu akan semakin memperluas pemahaman kamu akan berbagai karakteristik orang. Sesuai pengetahuan umum, manusia adalah individu unik. Semakin luas pergaulan kamu, maka pemahaman kamu akan manusia dapat semakin kaya. Saat bekerja nanti, keterampilan ini akan sangat membantu. Kamu akan lebih berpengalaman berinteraksi dengan berbagai karakter rekan kerja, sehingga nantinya akan memudahkan kinerjanya kamu. 5. Problem Solving dan Manajemen Konflik Banyak berinteraksi dengan orang dengan berbagai karakteristiknya, merupakan hal yang lumrah jika satu atau dua kali terlibat konflik dengan mereka. Demikian juga di dunia kerja, di mana deadline yang mendesak, rekan kerja yang kurang kooperatif atau sukanya menjatuhkan rekan kerja di depan atasan, dan lainnya yang rentan menimbulkan konflik. Jika sudah terbiasa mengatasi masalah dan konflik, kamu tidak akan kaget lagi dan sudah terbayang hal-hal yang sebaiknya dilakukan untuk menyelesaikan masalah agar tidak sampai menurunkan perfoma kerja. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa organisasi mahasiswa berperan sebagai ajang simulasi atau latihan dunia kerja yang sesungguhnya. Hal ini disebabkan karena bangku sekolah atau perkuliahan tidak mengajari kemampuan-kemampuan yang tergolong soft skills seperti ini. Saat berada di dalam kelas, kita sebatas mendapat pengetahuan teknis akan suatu disiplin ilmu. Di buku-buku teks yang banyak dijual di pasaran sebenarnya banyak mencantumkan teori-teori dan tips-tips praktis mengenai soft skills ini. Namun jika tidak dipraktekkan ke dalam bentuk perbuatan nyata atau benar-benar melakukannya, ya sama saja nihil. Karena berkaitan dengan soft skills ini, ada perbedaan mendasar antara tahu teori dan mampu mempraktekkannya ke dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di kantor. Berdasarkan pengalaman para recruiter perusahaan, seringkali memiliki riwayat organisasi memang merupakan nilai tambah bagi calon pegawai baru. Seperti poin-poin mengenai manfaat organisasi di atas, kebanyakan perusahaan berpendapat bahwa calon pegawai yang memiliki pengalaman organisasi lebih terlatih jiwa kepemimpinannya, memiliki manajemen waktu yang lebih baik, jaringannya yang lebih luas, keterampilan interpersonalnya juga lebih baik, serta pemilihan solusi dan pemecahan masalah yang lebih baik dan lebih terlatih menyelesaikan konflik jika dibanding mereka yang tidak memiliki pengalaman organisasi. Sumber : http://intelektualmoeda.blogspot.com/2011/11/pentingnya-organisasi-bagi-mahasiswa.html http://www.facebook.com/notes/bem-upn-veteran-jakarta/menakar-pentingnya-organisasi-mahasiswa/157873747597559 http://uripsantoso.wordpress.com/2011/12/04/manfaat-organisasi-bagi-mahasiswa/ http://www.binuscareer.com/Article.aspx?id=r4YXgd82%2FR3zTdk8%2BP8U2Q%3D%3D Selengkapnya...

Wacana singkat dengan menggunakan EYD 

Washington, Kanker, dalam jenis dan organ tubuh apapun, selalu bisa menjadi penyakit yang mematikan bagi manusia. Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa gen dari satu jenis kanker tertentu justru memiliki keterkaitan terhadap 12 jenis kanker lainnya. Dilansir News Max Health, Jumat (18/10/2013), para ilmuwan dari Washington University School of Medicine telah mengidentifikasi bahwa mutasi genetik dapat mendorong perkembangan 12 jenis utama kanker, yang terdiri dari berbagai tumor dalam tubuh. Hasil penemuan yang telah diterbitkan dalam jurnal Nature ini membuka jalan bagi peneliti lain untuk menciptakan tes diagnostik terbaru. Tes ini pada akhirnya nanti bisa digunakan untuk mendeteksi kanker lebih dini dan mengobatinya secara lebih personal. "Banyak ahli onkologi dan ilmuwan bertanya-tanya apakah mungkin nantinya bisa ditemukan apa saja gen kanker yang berkaitan dengan semua jenis kanker pada manusia. Saya pikir kami semakin dekat dengan jawabannya," ujar salah seorang peneliti, Li Ding, dari The Genome Institute, Washington University. Sementara itu, para peneliti dari The St Louis telah mengidentifikasi 127 gen yang bermutasi terkait dengan 12 jenis kanker. Beberapa gen yang sama terlibat dalam kanker tertentu juga terjadi pada tumor yang tak terkait. Sebagai contoh, gen rusak yang terkait pada 25 persen kasus leukemia juga ditemukan pada tumor di payudara, rektum, kepala, leher, ginjal, paru-paru, ovarium, dan rahim. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis gen dari 3.281 tumor, terdiri atas kanker payudara, rahim, kepala dan leher, usus besar, rektum, kandung kemih, ginjal, ovarium, paru-paru, otak, dan darah. Berdasarkan temuan ini, para peneliti menharapkan bahwa nantinya tes genetik bisa menjadi cara paling standar untuk mendeteksi kanker. "Karena kita sekarang tahu bahwa mutasi gen pada leukemia juga dapat diubah pada kanker payudara. Selain itu, kesalahan genetik dalam kanker paru-paru juga dapat muncul dalam kanker usus besar. Oleh sebab itu, kami merasa dibuatnya sebuah tes diagnostik yang mencakup semua gen kanker akan sangat ideal. Ini akan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang apa yang terjadi di dalam tumor dan informasi lain untuk membuat keputusan pengobatan yang tepat," tutur Ding. Sumber : http://sariphusein41.blogspot.com/2013/10/wacana-singkat-dengan-menggunakan-eyd.html Selengkapnya...