Minggu, 26 Januari 2014

 ABSTRAK
Abstrak, pasti pernah mendengar istilah itu, namun abstrak bukan hanya memiliki arti sebagai sebuah bentuk yang tidak jelas maupun jenis seni abstrak, namun abstrak yang akan dibahas di sini adalah abstrak yang berada di dalam penulisan ilmiah. Abstrak yang mempunyai makna adalah sebuah paragraph yang mencakup atau ringkasan awal dari sebuah laporan atau tulisan ilmiah. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut tentang definisi Abstrak, jenis-jenis abstrak, dan bagaimana abstrak seharusnya ditulis.
Abstrak, menurut American National Standards Institute (1979), definisi abstrak adalah representasi dari isi dokumen yang singkat dan tepat. Sedangkan menurut definisi umum, abstrak merupakan bentuk ringkas dari isi suatu dokumen yang terdiri atas bagian-bagian penting dari suatu tulisan, dan mendeskripsikan isi dan cakupan dari tulisan. Abstrak berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada pembaca tentang apa yang terdapat dalam suatu tulisan. Pada umumnya abstrak diletakkan pada bagian awal sebelum bab-bab penguraian. Dua konsep utama dalam membuat abstrak: Conciseness Significance Fungsi / Tujuan abstrak: Current awareness: memudahkan para pembaca untuk mendapatkan informasi terbaru tentang suatu bidang yang diminati, tanpa harus membaca seluruh isi dokumen Menghemat waktu pembaca Melanjutkan membaca atau tidak ? Menghindari terjadi duplikasi tulisan Keyword : memudahkan dalam penyimpanan secara elektronis Dalam menyusun atau menulis sebuah abstrak, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini : Tujuan (Purpose) o Apa alasan penulis ? o Apa ide utama (main idea) dari penulis ? Cakupan (Scope) o Apa yang menjadi fokus penulis ? o Dimana yang menjadi konsentrasi dari penulis ? Metode (Method) o Jenis-jenis temuan yang ditampilkan penulis ? o Bagaimana penulis meyakinkan pembaca tentang validitas dari ide utamanya ? Hasil (result) o Apa konsekuensi dari permasalahan atau isu yang didiskusikan penulis ? Rekomendasi (recommendations) o Apa solusi yg ditawarkan penulis ? o Apakah penulis merekomendasikan perubahan atau aksi tertentu ? Kesimpulan (conclusions) o Apakah penulis menggambarkan hubungan “cause & effect” ? o Apa kesimpulan yang dibuat oleh penulis dari studi yang dilakukannya Dalam penulisan sebuah abstrak tentu gaya setiap orang berbeda-beda antara penulis yang satu dengan penulis yang lain, namun secara umum abstrak, menurut sifatnya, terbagi atas abstrak yang bersifat deskriptif yang dalam Bahasa Inggris disebut Abstract dan abstrak yang bersifat informatif. Abstrak informatif terbagi menjadi ringkasan (precise) dan ikhtisar (summary). Dalam tulisan ilmiah yang disusun untuk memperoleh gelar lewat penelitian seperti skripsi, tesis dan disertasi, umumnya jenis abstrak yang digunakan adalah yang berwujud ringkasan, sedangkan ikhtisar lebih banyak digunakan pada tulisan ilmiah yang diterbitkan dalam bentuk buku 1.2. Abstrak Deskriptif Sebagai abstrak deskriptif, Abstrak hanya menyajikan uraian yang sangat singkat tentang isi tulisan tanpa menyatakan apa yang dibahas dalam aspek-aspek yang tercakup pada tulisan itu sendiri. Dengan kata lain, untuk menjelaskan gagasan utama yang terdapat pada tulisan, Abstrak cukup disusun dalam kalimat tunggal sehingga Abstrak tidak memerlukan perincian yang bersifat detil ataupun contoh-contoh yang bersifat ilustratif. Pandangan penulis tentang karyanya pun tidak akan tampak dalam Abstrak. Pendek kata, pada Abstrak penulis hanya menyajikan hal-hal yang bertalian dengan topik atau menyajikan semata-mata tentang problematika yang terdapat dalam tulisannya. Berikut di bawah ini merupakan satu contoh abstrak yang diambil dari artikel yang ditulis oleh Djoni Dwijono, “Mendayagunakan Komputer Pribadi secara Maksimal dengan Ergonomics” dalam Buletin Informatika No. 13 tahun III/1997, hlm. 74 : Konsep Ergonomics telah melahirkan inovasi-inovasi yang baru di bidang disain mesin dan selalu berkembang dari waktu ke waktu agar mampu menghasilkan mesin yang benar-benar memaksimalkan kemampuan dan daya kerja manusia. Akan tetapi dalam perkembangannya, ergonomics tidak hanya meliputi disain mesin melainkan juga meliputi cara kerja, prosedur-prosedur maupun lingkungan yang mendukung usaha kerja manusia berkat penelitian, pengembangan, dan inovasi yang kreatif. 1.3. Abstrak Informatif: Ringkasan (Precise) Ringkasan merupakan penyajian singkat tentang isi tulisan dengan memperlihatkan urutan dari isi atau bab-bab yang terdapat dalam tulisan. Dalam bentuknya yang singkat itu, urutan tentang isi atau bab-bab tulisan disajikan secara proporsional. Pada prinsipnya di dalam ringkasan, gagasan dan pendekatan penulis telah tampak dan problematika berikut upaya pemecahan yang ada dalam tulisan disajikan berurutan sesuai bab-bab yang ada. Adakalanya ilustrasi juga disertakan dalam ringkasan. Adapun ringkasan dapat dicontohkan dari karya terjemahan yang berjudulKomputer: Tantangan Baru di Bidang Hukum yang diterbitkan oleh Airlangga Universiti Press pada tahun 1991 : Pembaca tidak harus memiliki pengetahuan yang mendalam baik dalam bidang Ilmu Hukum maupun Ilmu Informatika karena buku ini hanya menyajikan suatu sudut pandang sederhana tentang perubahan yang terjadi dalam ketentuan-ketentuan di bidang hukum dengan meluasnya penggunaan komputer. Bab pertama berisi uraian singkat mengenai cara kerja komputer dan empat bab berikutnya menguraikan akibat-akibat yuridis dari pengunaan komputer ditinjau dari Hukum Perdata, Hukum Pidana, dan Hukum Tata Negara. Dari bab lima hingga bab delapan berisi uraian yang meliputi cara kerja komputer, bank data, otomatisasi oleh penguasa hingga peran komputer di bidang pendidikan yang kesemuanya dapat menjadi titik perhatian para ahli hukum maupun perancang undang-undang. Akhirnya buku ini lebih merupakan sumbang pemikiran agar ilmu hukum dan praktek hukum mampu menjawab tantangan jaman karena masyarakat yang senantiasa berubah. 1.4. Abstrak Informatif: Ikhtisar (Summary) Abstrak yang berbentuk ikhtisar sebenarnya sering digunakan para penulis dalam membuat kutipan secara tidak langsung ataupun di dalam menyimpulkan suatu uraian. Sebagai salah satu bentuk abstrak, ikhtisar juga merupakan penyajian singkat tentang isi tulisan namun tidak mempertahankan urutan bab-bab yang ada seperti halnya pada ringkasan. Dengan demikian, problematika dan upaya pemecahan yang tersaji dalam tulisan dijelaskan secara ringkas dan bebas tanpa memberikan penjelasan mengenai isi dari seluruh tulisan secara proporsional. Ilustrasi pun kadang juga diperlukan dalam sebuah ikhtisar. Dari uraian mengenai Abstrak, Ringkasan, dan Ikhtisar, maka dapat diketahui bahwa uraian yang disajikan baik dalam bentuk ringkasan maupun ikhtisar sifatnya tidak sesingkat abstrak. Selain gagasan utama yang dikandung dalam tulisan, pada ringkasan maupun ikhtisar disertakan ilustrasi untuk menjelaskan aspek-aspek yang dibahas dalam tulisan. Pada ringkasan sekalipun penyajiannya menurut bab-bab yang ada, namun ada kalanya mengabaikan bab yang kurang penting seperti halnya pada penyusunan ikhtisar. 1.5. Panjang Abstrak Tidak terdapat patokan yang absolut mengenai besar kecilnya ringkasan maupun ikhitisar namun bagi penulis pemula dapat mempergunakan patokan seperti misalnya apabila jumlah halaman tulisan adalah 250 halaman, maka proporsi untuk ringkasan atau ihtisar dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus di bawah ini : Jumlah halaman X baris setiap halaman X kata dalam dalam satu baris. 250 X 25 X 9 ) = 56.250 kata maka jumlah halaman ringkasan atau ikhtisar yang dibutuhkan adalah : 56.250 : (25X9) = 250 kata = ± 1,1 halaman berukuran kuarto dalam 1 spasi atau ±2,5 halaman dalam 2 spasi pada kertas berukuran kuarto Patokan untuk menentukan jumlah baris dalam satu halaman maupun jumlah kata dalam satu baris seperti digunakan pada contoh di atas adalah berasal dari standar masyarakat ilmiah bahwa huruf yang dipakai untuk karya ilmiah adalah berukuran PICA pada mesin ketik atau sama dengan jenis huruf Times New Roman 12 pada program pengolah kata MS Word dan sejenisnya. Rumus untuk menentukan ukuran ringkasan atau ikhtisar seperti di atas hanyalah gambaran umum yang tidak perlu ditetapkan secara ketat karena yang penting adalah ukuran dan keseimbangan proporsional dengan besar tebal tipisnya sebuah tulisan. source : http://staf.cs.ui.ac.id/WebKuliah/Scientific-Writing/Abstrak.ppt source : http://lecturer.ukdw.ac.id/othie/Abstrak-kesimp-saran.pdf
Selengkapnya...

Sabtu, 25 Januari 2014


CONTOH PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

CONTOH PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Penulisan daftar pustaka juga berbeda-beda tergantung dari apa yang dijadikan sumber daftar pustaka tersebut. Berikut penulis daftar pustaka yang bersumber dari :
Buku
Nama pengarang (penulisan nama dibalik dari belakang Misal : Naufa Zahra, maka menjadi “Zahra, Naufa” ), tahun terbit, judul, tempat terbit dan tahun terbit.
  • Arisandi, Yahoma dan Yoovita Andriani. 2001. Tanaman Obat Plus Pengobatan Alternatif. Jakarta: Setia Kawan
  • Said, Ahmad. 2007. Khasiat dan Manfaat Temulawak. Jakarta: Sinar Wadja Lestari
  • Dalimartha, Setiawan, dr. 2001. 36 Resep Tumbuhan Obat untuk Menurunkan Kolesterol. Jakarta: Penebar Swadaya
  • Hariani, Sangat M. dkk. 2000. Kamus Penyakit dan Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Internet :
Rahimawati. 2013. Contoh Daftar Pustaka dan Cara Penulisannya, http://contohsuratku.com/contoh-daftar-pustaka-yang-baik-dan-benar.html, (diakses 22 Mei 2013)
Koran
Rahimawati, B. 10 Mei, 2013. Unsur penting dalam penulisan daftar pustaka. Majpahit Pos , hlm. 2 & 6
UU, Permen dan Kepres
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.  Jakarta: Sekretariat Negara
Ensiklopedia, Kamus
Stafford-Clark, D. 1978. Mental disorders and their treatment. The New Encyclopedia Britannica. Encyclopedia Britannica. 23: 956-975.
Chicago, USA . Echols, J.M. dan Shadily, H. (Eds). 1989. Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.
Skripsi, Tesis, Disertasi, Laporan Penelitian:
Kuncoro, T. 1996. Pengembangan Kurikulum Pelatihan Magang di STM Nasional Malang Jurusan Bangunan, Program Studi Bangunan Gedung: Suatu Studi Berdasarkan Kebutuhan Dunia Usaha Jasa Konstruksi . Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPS IKIP MALANG.
Film (Movie)
Oldfield, B. (Producer) 1977. On the edge of the forest. Tasmanian Film Corporation. Hobart, Austraalia,. 30 mins.
Selengkapnya...

KUTIPAN

Pengertian Kutipan : Kutipan adalah salinan kalimat,paragraph,atau paendapat dari seorang pengarang atau ucapan orang terkenal karena keahliannya,baik yang terdapat dalam buku,jurnal,baik yang melalui media cetak maupun elektronik.menurut kamus besar bahasa Indonesia,mengutip adalah mengambil perkataan atau kalimat dari buku atau yang lainnya.mengutip itu berbeda dengan plagiat.plagiat adalah mengambul karangan karangan atau pendapat orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan atau pendapat sendiri. Yang perlu dihindari ialah kutipan yang tuidak mengandung makna apa-apa dalam tulisan anda. Namun, namanya mengutip, jangan sekalia-kali melakukan kesalahan ketika mengutip. Kalau ternyata terdapat kesalahan dalam teks yang dikutip, penulis dapat memberikan catatan khusus langsung pada teks dengan tanda kurung, lalu diberi tanda’sic’, yakni singkatan dari sicut(latin) yang berarti: memang demikianlah asalnya (tercetak). Atau, sesuai petunjuk dari Depdiknas-PusatBahasa sepertu termuat dalam Buku Pedoman Umum EYD, berikan tanda siku [ ] mengapit kutipan yang ternyata salah itu.  

Fungsi kutipan: 
1. Untuk menunjang fakta,konseo, gagasan atau untuk memberikan informasi tentang sumber  data, gagasan dan lain-lain yang relevan(catatan acuan) 
2. Untuk memberikan penjelasan penambahan tentang suatu masalah tyang dikemukakan dalam teks atau untuk menjelaskan definisi istilah secara cermat(catatan kaki) 

Jenis atau macam kutipan Pada umumnya kutipan dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: 1. Kutipan langsung (Direct Quotation) Adalah kutipan yang dilakukan persis seperti sumber aslinya, kata-kata yang digunakan sama seperti bahan aslinya. Kutipan langsung biasanya digunakan untuk hal-hal sebagai berikut: 
a. untuk mengutip rumus atau model matematika 
b. untuk mengutip peraturan-peraturanhukum, surat keputudsan, surat perintah. 
c. untuk mengutip peribahasa, puisi, karyadrama, dan kata-kata mutiara. 
d. untuk mengutip beberapa definisi yang dinyatakan dalam kata-kata yang sudah pasti. 
e. untuk memgutip beberapa pernyataan ilmiah yang jika dinyatakan dalam bentuk lain dikhawatirkan akan kehilangan maknanya. 

Kutipan langsung dibagi menjadi 2,yaitu: 

a.kutipan langsung pendek (short direct quotation) Adalah kutipan langsung yang panjangnya tidak nmelebihi tiga baris ketikan. Kutipan yang demikian dimasukkan dalam teks dengan memberikan tanda petik dyantara bahan yang dikutip. Kalau kutipan itu perlu dihilangkan beberapa kata atau bagian dari kalimat, maka pada awal kalimat diberi titik tiga buah. 
b. kutipan langsung panjang (Long Direct Quotation) adalah kutipan langsung yang panjangnya lebih dari tiga baris ketikkan. Kutipan tersebuut diberi tempat sendiri, dalam alinea baru yang berdiri sendiri, diketik dengan satu spasi, dan lebar jorokkan kedalam dan kalimat pertama adalah tujuh ketukan huruf dari garis tepi yang baru, sedangkan baris kedua dan seterusnya dimulai sesudah dua ketukan huruf dari garis tepi kiri, serta tidak ditulis antara tanda petik. 

2. Kutipan tidak langsung (Indirect Quotation atau paraphrase) Adalah kutipan yang tidak persis sama seperti bahan aslinya. Kutipan ini merupakan suatu ketikan pokok-pokok pikiran atau ringkasan kesimpulan menurut jalan pikirasn dan bahasa pengutip sendiri. Kutipan ini tidak dituliskkan diantara tanda petik, melainkan langsung dimasukkan dalam kalimat atau alinea. Kutipan tidak langsung dibedekkan mennjadi dua, yaitu: 
a. kutipsm tidsk lsngsung pendek(short indirect quotation) adalah kutipan tidak langsung yang terdiri darisatu alinea atau kurang.
b. kutipan tidak langsung panjang(long indirect quotation) adalah kutipan tidak langsung yang terdiri lebih dari satu alinea. 

Cara membuat kutipan 
Cara Penulisan Sumber Kutipan dari Berbagai Sumber. Selain buku, sumber lain yang dapat dikutip adalah: 
1.Buku 
Cara penulisan: 
-jika satu sampai tiga pengarang, nama penulis ditulis sesuai dengan nama pengarang pada buku dan diikuti koma. Jika pengarang lebuh dari tiga pengarang, nam pengarang pertama diikuti singkatan dkk(dan kawan-kawan) atau et.al(et alli) 
-judul buku dicetak miring 
-judul buku yang diikuti informasi(sub jadul, jilid, edisi);tidak disisipi koma atau titik. -informasi penerbitan diapit tanda kurung dengan urutan nam kota(diikuti titik dua), penerbit(diikuti koma)dan tahun, setelah kurung tutup diberu koma.
 -dapat diikuti kata halaman(disingkat hlm atau h ) dan dapat juga, nomor halaman angka arab dan diakhiri dengan titik.

2.Penerbitan pemerintah, lembaga, organisasi atau badan-badan yang terkemuka. 
Cara penulisan: 
Nama lembaga, judul penerbitan(diberi garis bawah), data tentang penerbitan(tabggal, bulan, serta tahun diapit tanda kurung), nomor halaman(bisa disingkat hlm. Atau h). 

3.Surat kabar Cara penulisan: Macam tulisan atau nama pengarang(jika ada), judul berita atau karangan, nama surat kabar, data tentang penerbitan, bagian(jika ada, nomor halaman, kolom(jika ada). 

4.Artikel dalam jurnal Cara penuilisan: Nama pengarang, juduk artikel(diikuti tanda petik), nama jurnal(dicrtak miring), nomor volume:nomor halaman, (tempat, bulan dan tahun penerbitan), nomor halaman. 

5.Terjemahan 
Cara penulisan: 
Nama asli pengarang, judul asli buku atau judul terjemahan, penerjemah(bisa disingkat terj.), (nama kota;penerbit, tahun), nomor halaman. 

6.Majalah Cara penulisan: Nama pengarang,judul artikel(diapit tanda petik),nama majalah dicetak miring(koma diletakkan sebelum tanda petik terakhir) nomor dan tanggal penerbitan, nomor halaman. 

Contoh Kutipan 
Contoh kutipan langsung 
“Pustaka Java berisi ribuan (lebih dari 5000) kelas beraneka ragam keampuhan. Kekayaan ini merupakan kandungan tersembunyi bahwa penggunaannya dapat menghemat ratusan jam kerja. Keampuhan ini hanya dapat dimanfaatkan bila kita rajin mencoba. Sebelum membuat solusi sendiri, coba eksplorasi pustaka bahasa, mungkin telah diselesaikan” (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 37-38)

“Java memisahkan komponen untuk menampilkan keluaran dengan komponen untuk melakukan format keluaran. Keuntungan pemisahan antara lain format keluaran benar-benar sangat kaya melebihi yang dapat diperoleh di C++” (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 78) 

Contoh kutipan tidak langsung
Penulisan dengan identasi merupakan konvensi penulisan yang bagus untuk diikuti. Identasi berarti memberi iden setiap menemui blok baru pada blok-blok yang berbeda. Identasi adalah gaya penulisan program bukan bagian bahasa secara teknis, sehingga digunakan untuk memperjelas pembacaan program oleh pemrogram, bukan oleh kompilator. Kompilator menghasilkan keluaran yang sama meski tanpa identasi. (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 174) 
Polymorphism, yang berarti mempunyai banyak bentuk, merupakan konsep pokok di dalam perancangan berorientasi objek. Dua objek atau lebih dikatakan polymorphic jika mempunyai antarmuka-antarmuka yang identik namun mempunyai perilaku-perilaku berbeda. (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 357)

Contoh Kutipan dalam kutipan 
‘Bahasa Java tidak lagi hanya untuk pemanis di web sebagai applet yang membikin Duke berdansa. Java adalah kakas, tetap hanya perangkat, bagaimanapun tetap hanya orang hebat yang dapat memberi arti penting kakas seperti dikatakan James Gosling, tokoh terpenting di Java : “All along, the language was a tool, not the end”’. (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 7-8) 

B. Daftar Pustaka 
Pengertian daftar pustaka 
Daftar pustaka ( bibliografi ) adalah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karanagn yang disertainya. 
Bahan-bahan yan layak dimasukkan kedalam daftar pustaka, harus berupa kutipan yang diambil dari sumber ynag dapat dipertangung jawabkan secara berbbot dan ilmiah. Semakin berbobot referensi yang digunakan berarti menunjukkan sekin bernilai dan berbobot karangan tersebut. Bahan yang tidak digunakan atau tidak dikutip dalam teks karangan atau sebaliknya. Karena itu, kejujuran dan objektifitas dalam memasukkan kutipan adalah tanggung jawab penulis. Cara membuat daftar pustaka Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan daftar pustaka: 
1. Jika satu pengarang, maka nama pengarang disusun dari belakang ke depan mengikuti urutan dalam buku kecuali nama Tionghoa. 
2. Penulis dua pengarang atau lebih, nama penulis pertama dibalik, penulis kedua dan seterusnya tidk diblik. 
3. Daftar pustaka ditulis menurut alphabtis, tanpa diberi nomer urut. 
4. Semua referensi yang ada dalam kutipan dan catatan kaki dimasukkan dalam daftar pustaka. 

Penyusunan bibliografi ada dua cara,yaitu: 
1.Nama pengarang,judul,nama kota:nama penerbit,tahun penerbitan. 
2.Nama pengarang.tahun penerbitan(angka tahum boleh diapit tanda kurung,asal konsisten).judul,kota penerbit:nama penerbit. Cara yang kedua lebih banyak digunakan karena berlaku secra internasionl,atau disebut model APA(American Psychological Association). 

Contoh daftar pustaka 
1. Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari internet, pertama; tulis nama, kedua; tulis (tahun buku atau tulisan dibuat dalam tanda kurung) setelah itu beri (tanda titik), ketiga; tulis judul buku/tulisannya lalu beri (tanda titik) lagi, keempat; tulis alamat websitenya gunakan kata (from) untuk awal judul web dll setelah itu beri tanda koma, kelima; tulis tanggal pengambilan data tersebut ok. 
Seperti contoh dibawah ini: Albarda (2004). Strategi Implementasi TI untuk Tata Kelola Organisasi (IT Governance). From http://rachdian.com/index2.php?option=com_docman&task=doc_view&gid=27&Itemid=30, 3 August 2008 2. Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku, pertama; penulisan nama untuk awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu setelah nama belakang ditulis beri (tanda koma), dimulai dari nama belakang lalu beri (tanda koma) dan dilanjutkan dengan nama depan, kedua; tahun pembuatan atau penerbitan buku, ketiga; judul bukunya ingat ditulis dengan mengunakan huruf miring setelah judul gunakan (tanda titik), keempat; tempat diterbitkannya setelah tempat penerbitan gunakan (tanda titik dua), dan kelima; penerbit buku tersebut diakhiri dengan (tanda titik). Seperti contoh dibawah ini: Peranginangin, Kasiman (2006). 
Aplikasi Web dengan PHP dan MySql. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset. Soekirno, Harimurti ( 2005). Cara Mudah Menginstall Web Server Berbasis Windows Server 2003. Jakarta: Elex Media Komputindo. 3. Penulisan daftar pustaka yang lebih dari satu/dua orang penulis dalam buku yang sama. Pertama tulis nama belakang dari penulis yang pertama setelah nama belakang beri (tanda koma) lalu tulis nama depan jika nama depan berupa singkatan tulis saja singkatan itu setelah nama pertama selesai beri (tanda titik) lalu beri (tanda koma) untuk nama kedua / ketiga ditulis sama seperti nama sali alis tidak ada perubahan, yang berubah penulisannya hanya orang pertama sedangkan orang kedua dan ketiga tetap. 
Setelah penulisan nama kedua selesai, nah jika tiga penulis gunakan tanda dan (&) pada nama terakhir begitupula jika penulisnya hanya dua orang saja, setelah penulisan nama selesai, Kedua; tahun pembuatan atau cetakan buku tersebut dengan diawali [tanda kurung buka dan kurung tutup/ ( )] setelah itu beri (tanda titik). 
Ketiga; judul buku atau karangan setelah itu beri (tanda koma) dan ditulis dengan huruf miring ok. 
keempat; yaitu penulisan tempat penerbitan/cetakan setelah itu beri (tanda titik dua : ) dan terakhir 
kelima; nama perusahaan penerbit buku atau tulisan tersebut dan diakhiri (tanda titik) ok. Untuk gelar akademik tidak ditulis dalam penulisan daftar pustaka. 
Nah ini contohnya Seperti dibawah ini: Suteja, B.R., Sarapung, J.A, & Handaya, W.B.T. (2008). Memasuki Dunia E-Learning, Bandung: Penerbit Informatika. Whitten, J.L.,Bentley, L.D., Dittman, K.C. (2004). 
Systems Analysis and Design Methods. Indianapolis: McGraw-Hill Education. 3. Abstrak Pengertian abstrak Menurut American National Standards Institute (1979), definisi abstrak adalah representasi dari isi dokumen yang singkat dan tepat. Abstrak merupakan bentuk ringkas dari isi suatu dokumen yang terdiri atas bagian-bagian penting dari suatu tulisan, dan mendeskripsikan isi dan cakupan dari tulisan. 
Cara membuat abstrak Dua konsep utama dalam membuat abstrak: 
1. Conciseness 
1. Significance Fungsi 
1. Current awareness: memudahkan para pembaca untuk mendapatkan informasi terbaru tentang suatu bidang yang diminati, tanpa harus membaca seluruh isi dokumen 
2. Menghemat waktu pembaca 
3. Melanjutkan membaca atau tidak ?
4. Menghindari terjadi duplikasi tulisan 
5. Keyword : memudahkan dalam penyimpanan secara elektronis 

Tujuan (Purpose) 
1. Apa alasan penulis ?
2. Apa ide utama (main idea) dari penulis ? 

Cakupan (Scope) 
1. Apa yang menjadi fokus penulis ? 
2. Dimana yang menjadi konsentrasi dari penulis ?

Metode (Method) 
1. Jenis-jenis temuan yang ditampilkan penulis ? 
2. Bagaimana penulis meyakinkan pembaca tentang validitas dari ide utamanya ? 

Contoh abstrak : 
ABSTRAK Dalam era persaingan kerja saat ini yang begitu pesat, suatu perusahaan harus mampu menyesuaikan kondisi perusahaan dengan persaingan yang ada. Yaitu dengan mempunyai karyawan – karyawan yang berkualitas dengan keterampilan yang bisa diandalkan untuk bisa masuk dalam era globalisasi pada persaingan sekarang ini. 
Bagi perusahaan yang sudah mempunyai mutu dan kualitas yang bagus di mata masyarakat pastilah hasil yang dicapainya itu merupakan sumber daya dari keterampilan – keterampilan yang ada pada diri karyawannya masing – masing. Oleh karena itu, apabila suatu perusahaan ingin mempunyai karyawan yang berkualitas, peranan pelatihan dalam suatu perusahaan itu sangatlah penting. Pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri adalah untuk mengembangkan kemampuan karyawan untuk memenuhi tuntutan pekerjaan atau jabatan yang sedang dijalaninya saat ini. 
Program pelatihan merupakan salah satu unsur di dalam pengembangan karyawan, dengan ditingkatkannya pengetahuan dan keterampilan karyawan diharapkan program pelatiham dapat meningkatkan pula prestasi kerja karyawan yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi perusahaan. 
Program pelatihan pada PT. Hutama Karya dilaksanakan dengan metode on the job training yang dilaksanakan oleh perusahaan itu sendiri dan off the job training yang dilaksanakan oleh lembaga diklat di luar perusahaan. Pelatihan yang ada pada PT. Hutama Karya ini menggambarkan bahwa pelatihan mempunyai hubungan untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan. Adapun kendala yang dihadapi adalah masalah dana. Dana yang diperlukan tidaklah sedikit, karena kebutuhan – kebutuhan lainnya juga perlu dibiayai. Perusahaan mengatasinya dengan cara menyusun program secara sistematik yang di dasarkan pada analisa jabatan. Selengkapnya...

Rabu, 11 Desember 2013

Hazard and Operability Study (HAZOP) Apa itu Hazard and Operability Study (HAZOP) ? Pembelajaran HazOp untuk mengidentifikasi masalah resiko dan pengoperasian. Konsepnya meliputi investigasi dari desain tujuan. Dalam proses mengidentifikasi masalah selama pembelajaran HazOp, pemecahannya terekam sebagai bagian dari hasil HazOp dan bagaimanapun juga, harus ada kepedulian untuk menghindari percobaan demi menemukan kenyataan , karena tujuan utama dari HazOp adalah untuk mengidentifikasi masalah. Walaupun pelaksana HazOp berpengalaman tetapi latihan yang didasarkan pada pembelajaran ketika desain baru atau teknologi tercakup didalamnya adalah sangat penting, ini digunakan dalam tahap dari kelangsungan pabrik. HazOp didasarkan pada prinsip dimana beberapa ahli dengan perbedaan identifikasi dalam banyak masalah harus bekerja sama tetapi mereka bekerja terpisah dan hasilnya dikombinasikan untuk mendapatkan kepuiusan. The “Guide Word” HazOp adalah parameter yang paling memahami masalah HazOp, dengan kombinasi dari beberapa spesifikasi yang telah dikembangkan. Kekhususan ini akan didiskusikan sebagai modifikasi dari guide words, tidak untuk ditempatkan sebagai hal yang tidak berguna daripada pendekatan Guide Word. Tentu saja dalam banyak situasi yang bervariasi lebih efektif dari pada pendekatan Guide Word. Teknik HazOp awalnya dikembangkan untuk analisa system proses kimia, tetapi setelah itu diperluas ke system jenis lain dan juga operasi yang kompleks dan system perangkat lunak. 2. DEFINISI DAN TUJUAN HAZOP The Hazard and Operability Study , dikenal sebagai HazOp adalah standar teknik analisis bahaya yang digunakan dalam persiapan penetapan keamanan dalam sistem baru atau modifikasi untuk suatu keberadaan potensi bahaya atau masalah operabilitasnya. HazOp adalah pengujian yang teliti oleh group spesialis , dalam bagian sebuah sistem apakah yang akan terjadi jika komponen tersebut dioperasikan melebihi dari normal model desain komponen yang telah ada. Sehingga HazOp didefinisikan sebagai system dan bentuk penilaian dari sebuah perancangan atau proses yang telah ada atau operasi dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi masalah-masalah yang mewakili resiko-resiko perorangan atau peralatan atau mencegah operasi yang efisien. HazOp merupakan teknik kualitatif yang berdasarkan pada GUIDE-WORDS dan dilaksanakan oleh tim dari berbagai disiplin ilmu selama proses HazOp berlangsung. Tujuan penggunaan HAZOP adalah untuk meninjau suatu proses atau operasi pada suatu system secara sistematis, untuk menentukan apakah proses penyimpangan dapat mendorong kearah kejadian atau kecelakaan yang tidak diinginkan. HazOp Study sebaiknya dilakukan sesegera mungkin dalam tahap perancangan untuk melihat dampak dari perancangan itu, selain itu untuk melakukan suatu HazOp kita membutuhkan gambaran/perencanaan yang lebih lengkap. HazOp biasanya dilakukan sebagai pemeriksaan akhir ketika perncanaan yang mendetail telah terselesaikan. Juga dapat dilakukan pada fasilitas yang ada untuk mengidentifikasi modifikasi yang harus dilakukan untuk mengurangi masalah resiko dan pengoperasian. Hazard and Operability Studies (HAZOP) pertama kali dikembangkan oleh ICI, sebuah perusahaan kimia di Inggris. Karena itu pula, HAZOP lebih sering diimplementasikan pada industri kimia. Namun seiring dengan makin dibutuhkannya teknik-teknik analisis hazard, beberapa industri lain, misalnya industri makanan, farmasi, dan pertambangan (termasuk pengeboran minyak dan gas lepas pantai), juga mulai banyak menerapkan HAZOP. Tujuan utama dari HAZOP adalah mengenali: - Bahaya-bahaya (hazards) yang potential (terutama yang membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan), dan; - berbagai macam masalah kemampuan operasional (operability) pada setiap proses akibat adanya penyimpangan-penyimpangan terhadap tujuan perancangan (design intent) proses-proses dalam pabrik yang sudah beraktifitas maupun pabrik yang baru/ akan dioperasikan. Prosedur Prosedur utama HAZOP adalah: 1. Pengumpulan gambaran selengkap-lengkapnya setiap proses yang ada dalam sebuah pabrik 2. Pemecahan proses (processes breakdown) menjadi sub-proses-sub-proses yang lebih kecil dan detail. Untuk memperjelas pemisahan antar sub-proses, diberikan simpul (node) pada ujung setiap sub-proses, Tidak ada ketentuan khusus tentang pembatasan “rentang” proses, contohnya: 3. Pencarian kemungkinan-kemungkinan adanya penyimpangan pada setiap proses melalui penggunaan pertanyaan-pertanyaan yang sistematis (model-model pertanyaan pada HAZOP dirancang sedemikian rupa/ menggunakan beberapa kata kunci/ keywords/ guidewords, dimaksudkan untuk mempermudah proses analisis). 4. Melakukan penilaian terhadap setiap efek negatif yang ditimbulkan oleh setiap penyimpangan (bersama konsekuensinya) tersebut di atas. Ukuran besar kecilnya efek negatif ditentukan berdasarkan keamanan dan keefisienan kondisi operasional pabrik dalam keadaan normal. 5. Penentuan tindakan penanggulangan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Kata Kunci Penekanan sistematika pertanyaan pada prosedur HAZOP nampak pada penggunaan dua kelompok (tingkat) kata kunci, yaitu: 1. Kata kunci primer (primary keywords) Kata-kata yang bertitik tolak pada tujuan perancangan/ berhubungan dengan kondisi/ parameter sebuah proses. Contohnya: aliran (flow), tekanan (pressure), suhu (temperature), kekentalan (viscosity), korosi (corrosion), pengikisan (erosion), ketinggian (level), kepadatan (density). pelepasan/ pembebasan (relief), pencampuran (composition), penambahan (addition), reaksi (reaction) 2. Kata kunci sekunder (secondary keywords) Kata kunci sekunder pada saat digabungkan dengan sebuah kata kunci primer akan menunjukkan “kemungkinan” penyimpangan yang bisa terjadi, Contohnya: Tidak ada (no), kelebihan (more), kekurangan (less), berlawanan (reverse), sama dengan (as well as) - Tidak semua kata kunci primer bisa digabung dengan setiap kata kunci sekunder Contoh: Kata kunci primer Kata kunci sekunder Flow (aliran) More Less No Reverse Pressure (tekanan) More Less No Temperature (suhu) More Less Viscocity (kekentalan) More Less Level More Less - Berikan kata kunci primer (parameter) yang spesifik pada tiap proses/ simpul/ nodes Contoh berikut mengacu pada gambar proses pencampuran dua jenis cairan A & B pada bagian awal artikel ini. Node: 1 (area observasi adalah storage I hingga pipa pelepasan setelah valve di antara storage I dan storage III) Deviasi Konsekuensi Penyebab Pengamanan Action Flow/ less Terjadi kekentalan yang berlebihan dalam campuran di storage III - Valve tidak terbuka sempurna - Ada kebocoran pada pipa sebelum/ sesudah valve - Ada endapan/ kotoran yg menghalangi keluarnya material A dari storage I - Ada pengatur debit pada valve di node II yang scr otomatis akan menyesuaikan kecepatan aliran material dari storage II jika deviasi pada node I terjadi - Ada gauge penunjuk standard flows pada node I Penghentian total (temporary) valve pada node I dan node II Konsep Hazard and Operability Study (HAZOP) Proses HAZOP didasarkan pada prinsip bahwa pendekatan kelompok dalam analisis bahaya akan mengidentifikasi masala-masalah yang lebih banyak dibandingkan ketika individu-individu bekerja secara terpisah kemudian mengkombinasikan hasilnya. Tim HazOp dibentuk dari individu-individu dengan latar belakang dan keahlian yang bervariasi. Keahlian ini digunkan bersama selama pelaksanaan HazOp dan melalui usaha pengumpulan “brainstorming” yang menstimulasi kreatifitas dan ide-ide baru, keseluruhan ulasan dari suatu proses dibuat menurut pertimbangan. Berikut istilah – istilah terminologi (key words) yang dipakai untuk mempermudah pelaksanaan HazOP antara lain sebagai berikut: 1. Deviation (Penyimpangan). Adalah kata kunci kombinasi yang sedang diterapkan. (merupakan gabungan dari guide words dan parameters). 2. Cause (Penyebab). Adalah penyebab yang kemungkinan besar akan mengakibatkan terjadinya penyimpangan. 3. Consequence (Akibat/konsekuensi). Adalah suatu akibat dari suatu kejadian yang biasanya diekspresikan sebagai kerugian dari suatu kejadian atau resiko. Dalam menentukan consequence tidak boleh melakukan batasan kerena hal tersebut bias merugikan pelaksanaan penelitian. 4. Safeguards (Usaha Perlindungan). Adanya perlengkapan pencegahan yang mencegah penyebab atau usaha perlindungan terhadap konsekuensi kerugian akan didokumentasikan pada kolom ini. Safeguards juga memberikan informasi pada operator tentang pemyimpangan yang terjadi dan juga untuk memperkecil akibat. 5. Action (Tindakan yang Dilakukan). Apabila suatu penyebab dipercaya akan mengakibatkan konsekuensi negatif, harus diputuskan tindakantindakan apa yang harus dilakukan. Tindakan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tindakan yang mengurangi atau menghilangkan penyebab dan tindakan yang menghilangkan akibat (konsekuensi). Sedangkan apa yang terlebih dahulu diputuskan, hal ini tidak selalu memungkinkan, terutama ketika berhadapan dengan kerusakan peralatan. Namun, pertamatama selalu diusahakan untuk menyingkirkan penyebabnya, dan hanya dibagian mana perlu mengurangi konsekuensi. 6. Node (Titik Studi). Merupakan pemisahan suatu unit proses menjadi beberapa bagian agar studi dapat dilakukan lebih terorganisir. Titik studi bertujuan untuk membantu dalam menguraikan dan mempelajari suatu bagian proses. 7. Severity. Merupakan tingkat keparahan yang diperkirakan dapat terjadi. 8. Likelihood. Adalah kemungkinan terjadinya konsekwensi dengan sistem pengaman yang ada. 9. Risk atau resiko merupakan kombinasi kemungkinan likelihood dan severity. GUIDEWORD DAN PARAMETER Proses HazOp akan menghasilkan/menciptakan penyimpangan-penyimpangan dari desain proses yang sesungguhnya dengan mengkombinasikan antara guideword (no, more, less, dll) dengan parameter proses sehingga menghasilkan kemungkinan penyimpangan dari desain yang sesungguhnya. Sebagai contoh ketika guideword “no” dipasangkan dengan parameter “flow” maka penyimpangan yang dihasilkan adalah “no flow”. Tim kemudian harus mendaftar segala penyebab-penyebab yang dipercaya dapat mengakibatkan kondisi ketidakadaan aliran untuk sebuah node. Perlu diingat bahwa tidak semua kombinasi guideword-parameter akan menghasilkan suatu arti. Guide word adalah suatu kata yang memberikan gambaran tentang penyimpangan dari tujuan proses atau desain, Contoh daftar guideword : Guide-word Arti Contoh No (Not, None) Tidak ada tujuan perancangan yamg tercapai Tidak ada aliran ketika produksi More (More of, Higher) Peningkatan kuantitatif pada parameter Suhu lebih tinggi dibanding perancangan Less (Less of, Lower) Penurunan kuantitatif pada parameter Tekanan lebih rendah dari kondisi normal As Well As (More Than) Tambahan aktivitas/kegiatan terjadi Katup lain menutup pada saat yang sama (kesalahan logika/kesalahan manusia) Part of Hanya beberapa tujuan perancangan yang tercapai Hanya sebagian dari system yang berhenti Reverse Lawan dari tujuan perancangan terjadi Aliran balik terjadi ketika system dimatikan Other Than (Other) Penggantian lengkap-Kegiatan lain terjadi Adanya cairan dalam perpipaan gas Guide-Word Arti Early / Late (Lebih awal/terlambat) Penentuan waktu yang berbeda dengan tujuan Before / After (Sebelum/sesudah) Langkah-langkah / bagian dari itu mempengaruhi rangkaian / urutan Faster/Lower (Lebih cepat atau lebih lambat) Langkah-langkah / tahapan-tahapan selesai atau tidak selesai pada waktu yang tepat Where else (Tempat lainnya) Dapat diaplikasikan untuk aliran, perpindahan, sumber dan tujuan Penerapan parameter akan bergantung pada jenis proses yang tengah dipertimbangkan, jenis peralatan yang digunakan dan tujuan dari proses tersebut. Perangkat lunak untuk HazOp-PC memasukkan dua daftar menu yang menyajikan daftar baik parameter khusus maupun parameter umum. Parameter khusus yang paling lazim biasanya mempertimbangkan flow, temperature, pressure, dan terkadang juga level. Hampir di semua instansi parameter-parameter ini akan dievaluasi untuk setiap node. Berikut ini adalah beberapa contoh parameter proses: Temperature Composition pH Pressure Addition Sequence Temperature Separation Signal Mixing Time Start/Stop Stirring Phase Operate Transfer Speed Maintain Level Particle size Services Viscosity Measure Communication Reaction Control Adapun beberapa contoh pengabungan antara guideword dengan parameter: 1. NO FLOW (Tidak mengalir) Kesalahan jalur Sumbatan Pelat yang tidak benar Pemasangan katup balik yang tidak sesuai Ledakan pipa Kebocoran yang besar Kerusakan peralatan Perbedaan tekanan yang tidak sesuai 2. MORE FLOW (Kelebihan aliran) Peningkatan kapasitas pompa Peningkatan tekanan penghisapan Pengikisan “delivery head” Densitas fluida yang lebih tinggi Kebocoran pipa penukar panas Sambungan dari system yang saling menyilang Kesalahan pengendalian 3. MORE TEMPERATURE (Kelebihan temperature) Kondisi jenuh Kerusakan pipa penukar panas Terjadi kebakaran Kegagalan sistem air pendingin Kerusakan pengendali Kebakaran internal Parameter / Guide Word More Less None Reverse As well as Part of Other than Flow high flow low flow no flow reverse flow deviating concentration contamination deviating material Pressure high pressure low pressure vacuum delta-p explosion Temperature high temperature low temperature Level high level low level no level different level Time too long / too late too short / too soon sequence step skipped backwards missing actions extra actions wrong time Agitation fast mixing slow mixing no mixing Reaction fast reaction / runaway slow reaction no reaction unwanted reaction Start-up / Shut-down too fast too slow actions missed wrong recipe Draining / Venting too long too short none deviating pressure wrong timing Inertising high pressure low pressure none contamination wrong material Utility failure (instrument air, power) failure DCS failure failure Maintenance none Vibrations too low too high none wrong frequency PROSES HAZOP Tim HazOp berfokus pada bagian-bagian spesifik dari suatu proses yang disebut “Node”. Umumnya node diidentifikasi dari P & ID suatu proses sebelum penelitian dimulai. Parameter proses diidentifikasi misalnya “flow”dan sebuah kesengajaan dibuat untuk node melalui pertimbangan. Selanjutnya serangkaian guideword digabungkan dengan parameter flow untuk menciptakan suatu penyimpangan . sebagai contoh guideword “NO” digabungkan dengan parameter “flow” dan diperoleh penyimpangan berupa “no flow”. Tim kemudian fokus mendaftar semua yang dipercaya menjadi penyebab dari penyipangan “no flow” dimulai dari sebab yang dapat mengakibatkan kemungkinan terburuk yang dapat dipikirkan oleh tim pada saat itu. Segera setelah penyebab tersebut dicatat, tim kemudian mencatat konsekuensi, pedoman keselamatan dan anjuran anjuran yang dianggap perlu. Proses yang sama terus diulang untuk penyimpangan selanjutnya dan seterusnya sampai penyelesain suatu node, selanjutnya tim berpindah ke node selanjutnya dan mengulang proses di atas. PROSEDUR HAZOP Yang dibutuhkan dalam melakukan studi HAZOP antara lain informasi detail dalam proses. Informasi-informasi ini termasuk Process Flow Diagrams (PFDs), Process and Instrumentation Diagrams (P&IDs), spesifikasi peralatan, konstruksi material, serta keseimbangan massa dan energi. Prosedur HAZOP menggunakan tahap-tahap untuk menyelesaikan analisis, sebagai berikut : 1. Mulai dengan flowsheet yang detail. Pecah flowsheet ke dalam beberapa jumlah unit proses, jadi area reaktor mungkin bias satu unit, dan tangki penyimpanan adalah yang lainnya. Pilih unit mana yang akan dilakukan studi. 2. Pilih studi node (vessel, line, operating instruction). 3. 3 Jelaskan desain dari studi node-nya. Sebagai contoh, vessel V-1 didesain untuk menyimpan ketersediaan benzene dan menyediakannya untuk reaktor. 4. Ambil parameter proses : flow, level, temperature, pressure, concentration, pH, viscosity, keadaan (padat, cair, gas), agitasi, volume, reaksi, sampel, komponen, start, stop, stability, power, inert. 5. Terapkan guideword ke parameter proses untuk menyarankan penyimpangan yang memungkinkan. Daftar dari guideword tersedia di tabel 2.1. beberapa guideword dari kombinasi parameter proses tidak berarti, seperti tertera pada tabel 2.2. dan 2.3 untuk lines dan vessel proses. 6. Jika penyimpangan dapat dipakai, tentukan kemungkinan penyebab-penyebab dan catat sistem pengaman yang ada. 7. Jika penyimpangan dapat dipakai, tentukan kemungkinan penyebab-penyebab dan catat sistem pengaman yang ada. 8. Berikan saran (apa? oleh siapa? kapan?). 9. Catat semua informasi. 10. Ulangi tahap 5 ke tahap 9 sampai semua guideword yang digunakan diaplikasikan pada parameter yang dipilih. 11. Ulangi tahap 4 ke tahap 10 sampai semua parameter proses dipertimbangkan pada studi node yang diberikan. 12. Ulangi tahap 2 ke tahap 11 sampai studi node dipertimbangkan pada bagian yang diberikan dan lanjutkan pada bagian lain di flowsheet. Selengkapnya...

Minggu, 10 November 2013

DUNIA TANPA BATAS

aku tidak dapat membayangkan jika dunia ini tanpa adanya anime walaupun anime bukan dari Indonesia tetepi anime memberikan berjuta kesenangan yang tiada bandingannya, walaupun berbagai kubu banyak yang bilang anime itu hanya untuk anak kecil tapi sapa sangka di negeri asalnya anime ini merupakan pekerjaan yang menjanjikan loh.. 





sehari tanpa adanya anime itu rasanya hanya kehidupan kosong belaka banyak juga pelajaran yang dapat diambil dari anime ini seperti how beutiful friendship is.. menginspirasikan bagaimana memiliki seseorang yang amat sangat berharga bagi kehidupanmu untuk dapat menaklukan dunia kita juga butuh memikirkan fantasi diluar batas walaupun itu mustahil tapi dapat menginspirasi

Selengkapnya...

KALIMAT EFEKTIF DAN TURUNAN

I. Pengertian Kalimat Efektif Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan maksud penutur/penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang mampu menjembatani timbulnya pikiran yang sama antara penulis/penutur dan pembaca/pendengar. Kalimat efektif harus dapat mewakili pikiran penulis/pembicara secara pas dan jitu sehingga pendengar/ pembaca akan memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti yang dimaksud oleh penulis/pembicaranya. II. Ciri-ciri Kalimat Efektif Kesatuan Gagasan Yang dimaksud dengan kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Sebuah kalimat harus memiliki subyek, predikat, serta unsur-unsur lain (Objek/Keterangan) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal. Dalam setiap kalimat hanya ada satu maksud penulis/pembicara, dan maksud itu harus dapat dikenali dan dipahami oleh pembicara/pendengar. Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya: Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberikan kredit. (terdapat subjek ganda dalam satu kalimat) Contoh kalimat yang jelas kesatuan gagasannya: Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit untuk membangun gedung sekolah baru. Kesejajaran/Keparalelan Yang dimaksud dengan keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama jenis katanya, pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat. Umpamanya dalam sebuah perincian, jika unsur pertama berbentuk verba, unsur kedua dan seterusnya juga harus verba. Jika unsur pertama nomina, unsur berikutnya juga harus nomina. Dengan kata lain, sebuah kalimat harus memiliki kesamaan bentukan/ imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di–, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di– pula. Contoh kesejajaran atau paralelisme yang salah: Kakakmu menjadi dosen atau sebagai pengusaha? Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. Contoh kesejajaran atau paralelisme yang benar: Kakakmu menjadi dosen atau menjadi pengusaha? Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. Kehematan Yang dimaksud dengan kehematan ialah adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. Hemat disini, tidak berarti tidak memakai kata-kata mubazir; tidak mengulang subjek; tidak menjamakkan kata yang sudah berbentuk jamak. Dengan hemat kata, kalimat akan menjadi padat berisi dan tidak akan merubah maksud kalimat. Contoh kalimat yang tidak hemat kata: Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa itu belajar sepanjang hari dari pagi sampai sore. Contoh kalimat yang hemat kata: Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian. a. Kelogisan Yang dimaksud dengan kelogisan ialah terdapatnya arti kalimat yang logis/ masuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir yang sama sistematis (teratur dalam perhitungan angka dan penomoran). Sebuah kalimat yang sudah benar strukturnya, sudah benar pula pemakaian tanda baca, kata, atau frasanya, dapat menjadi salah jika maknanya lemah dari segi logika berbahasa. Perhatikan contoh kalimat yang lemah dari segi logika berbahasa berikut ini. Kepada Bapak Subhan, waktu dan tempat kami persilakan. (waktu dan tempat tidak perlu dipersilakan) –salah Kepada Bapak Subhan, kami persilakan. –benar b. Kepaduan (Koherensi) Yang dimaksud dengan koerensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termasuk pembentuk kalimat adalah frasa, klausa, tanda baca, dan fungsi sintaksis (S-P-O-Pel-Ket). Contoh kalimat yang tidak koheren: Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. (tidak mempunyai subjek/subjeknya tidak jelas) Contoh kalimat yang unsurnya koheren: Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. c. Ketepatan Yang dimaksud dengan ketepatan adalah kesesuaian atau kecocokan pemakaian unsur-unsur yang membentuk kalimat sehingga tercipta pengertian yang bulat dan pasti. Di antara semua unsur yang berperan dalam pembentukan kalimat, harus diakui bahwa kata memegang peranan terpenting. Tanpa kata, kalimat tidak akan ada. Akan tetapi, adakalanya kita harus memilih dengan akurat satu kata, satu frasa, satu idiom, satu tanda baca dari sekian pilihan demi terciptanya makna yang paling tepat. Perhatikan contoh di berikut ini. Contoh kalimat yang tidak memperhatikan faktor ketepatan: Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi hingga petang. (salah dalam pemakaian kata hingga) Contoh kalimat yang memperhatikan faktor ketepatan: Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sampai petang. III. Kesalahan Kalimat Karangan ilmiah, laporan kerja, surat lamaran atau jenis komunikasi lain, seluruhnya harus menggunakan kalimat yang baik dan benar. Baik memungkinkan karangan itu dapat diterima oleh siapapun dan benar artinya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kesalahan kalimat dapat berakibat fatal, salah pengertian, salah tindakan, dan sebagainya. Kesalahan Stuktur a. Kalimat aktif tanpa subjek Menurut ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia segera bangkit jika hukum ditegakkan. (salah) Ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia segera bangkit jika hukum ditegakkan. (benar) Menempatkan kata depan di depan subjek, dengan kata depan ini subjek berubah fungsi menjadi keterangan Di Jakarta memiliki pusat perdangangan terbesar di Asean. (salah) Jakarta memiliki pusat perdangangan terbesar di Asean. (benar) Di Jakarta tedapat pusat perdangangan terbesar di Asean. (benar) b. Menempatkan kata yang di depan predikat, sehingga berubah fungsi menjadi perluasan objek Petani yang bekerja di sawah. (salah) Petani bekerja di sawah. (benar) c. Menempatkan kata depan di depan objek. Dalam kata kerja transitif langsung diikuti objek dan tidak disisipi kata depan Mereka mendiskusikan tentang keselamatan kerja. (Salah) Mereka mendiskusikan keselamatan kerja. (benar) d. Menempatkan kata penghubung intrakalimat tunggal pada awal kalimat Ia pandai. Sehingga selalu mendapt beasiswa. (salah) Ia pandai sehingga selalu mendapat beasiswa. (benar) e. Penggabungan anak kalimat Meskipun sudah kaya raya, tetapi ia tetap bekerja keras. (salah) Meskipun sudah kaya raya, ia tetap bekerja keras. (benar) Tidak…tetapi, tidak hanya…tetapi juga, bukan hanya…melainkan juga. f. Salah urutan Ia menulis laporan, mengamati data, dan menyerahkan laporan itu. (salah) Ia mengamati data, menulis laporan, dan menyerahkan laporan itu. (benar) IV. Jenis Kalimat Menurut Jumlah Klausanya Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kalimat tunggal, kalimat majemuk atau kalimat turunan. Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa. Karena klausanya yang tunggal maka dinamai kalimat tunggal. Hal itu juga berarti hanya ada satu P(predikat) di dalam kalimat tunggal. Seperti telah dijelaskan, unsur S dan P adalah penanda klausa. S dan p selalu wajib dalam setiap kalimat. Adapun O, Pel, dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat, termasuk dalam kalimat tunggal. Kehadiran O, Pel, Ket bergantung pada P. Jika P masih perlu dilengkapi, barulah unsur yang melengkapi itu dihadirkan. Contoh : Kami mahasiswa Indonesia. Jawaban anak pintar itu sangat tepat. Mobil orang kaya itu ada delapan. Kalimat tunggal dapt dilengkapi atau diperluas dengan menambah satu unsur O, Pel, dan Ket. Jadi kalimat tunggal tidak harus berupa kalimat pendek. Kalimat Majemuk Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dua atau lebih kalimat tunggal. Hal itu berarti dalam kalimat majemuk terdapat lebih dari satu klausa. Perhatikan contoh diberikut ini. v Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan S P1 O1 harus menjunjung tinggi etika profesi . P2 O2 v Anak-anak bermain layang-layang di halaman kampus ketika S1 P1 O1 Ket para dosen, karyawan, dan mahasiswa menikmati hari libur . S2 P2 O2 Contoh yang pertama disebut kalimat majemuk setara karena mempunyai dua klausa yang setara/sejajar. Penanda yang memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara antara lain konjungsi dan. Contoh yang kedua disebut kalimat majemuk bertingkat karena klausa yang kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Penanda yang memisahkannya adalah konjungtor ketika. Kalimat Majemuk Setara Kalimat majemuk setara mempunyai ciri : Dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal Kedudukan tiap kalimat sederajat Penghubung Klausa dalam Kalimat Majemuk Setara Jenis Hubungan Fungsi Kata Penghubung penjumlahan menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, dan proses dan, serta, baik, maupun pertentangan menyatakan bahwa hal yang dinyatakan dalam klausa pertama bertentangan dengan klausa kedua tetapi, sedangkan, bukannya, melainkan Pemilihan menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan Atau Perurutan menyatakan kejadian yang berurutan lalu, kemudian Contoh kalimat majemuk setara : Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya. Muridnya kaya, tetapi ia sendiri miskin. Engkau tinggal disini, atau ikut dengan saya. Ia memarkir mobilnya di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7. Kalimat Majemuk Bertingkat Konstruksi kalimat majemuk bertingkat berbeda dengan kalimat majemuk setara. Perbedaannya terletak pada derajat klausa pembentuknya yang tidak setara karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Karena itu, konjungtur kalimat majemuk bertingkat juga berbeda dengan konjungtur kalimat majemuk setara. Penghubung Klausa dalam Kalimat Majemuk Bertingkat Jenis Hubungan Kata Penghubung a. waktu sejak, sedari, sewaktu, sementara, seraya, setelah, sambil, sehabis, sebelum, ketika, tatkala, hingga, sampai b. syarat jika(lau), seandainya, andaikata, andaikan, asalkan, kalau, apabila, bilamana, manakala c. tujuan agar, supaya, untuk, biar d. konsesif walau(pun), meski(pun), sekali(pun), biar(pun), kendati(pun), sungguh(pun) e. pembandingan seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, daripada, alih-alih, ibarat f. sebab/alasan sebab, karena g. akibat/hasil sehingga, sampai-sampai, maka h. cara/alat dengan, tanpa i. kemiripan seolah-olah, seakan-akan j. kenyataan Padahal, nyatanya k. penjelasan/kelengkapan bahwa Contoh kalimat majemuk bertingkat: Dia datang ketika kami sedang rapat. Lalu lintas akan teratur andaikata pemakai jalan berdisiplin tinggi. Anda harus bekerja keras agar berhasil. Semangat belajarnya tetap tinggi walaupun usianya sudah lanjut. Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku. Selengkapnya...

KALIMAT DIKSI

Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi daripada pemilihan kata dan gaya.  
• Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. • Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. • Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa. Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran – kata formal atau informal dalam konteks sosial – adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks. Selain itu juga Diksi, digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya. Atau kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi pilihan kata, diantaranya : · Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang ‘diamanatkan’ · Kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya. · menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu menggerakkan dan mendayagunakan kekayaannya itu menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan efektif. KESESUAIAN DIKSI Perbedaan ketepatan dan kecocokan pertama-tama mencakup soal kata mana yang akan digunakan dalam kesempatan tertentu, walaupun kadang-kadang masih ada perbedaan tambahan berupa perbedaan tata bahasa,pola kalimat, panjang atau kompleknya suatu alinea, dari beberapa segi lain. Perbedaan antara ketepatan dan kesesuaian dipersoalkan adalah apakah kita dapat mengungkapkan pikiran kita dengan cara yang sama dalam sebuah kesempatan dan lingkungan yang kita masuki. A.Syarat-Syarat Kesesuaian Diksi Syarat-syarat kesesuaian diksi adalah sebagai berikut: 1.Hindarilah sejauh mungkin bahasa aatau unsur substandard dalam situasi yang formal. 2.Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi yang umum hendaknya penulis dan pembicara mempergunakan kata-kata popular. 3.Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum. 4.Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata slang 5.Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan. 6.Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati). 7.Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artfisial. Hal-hal tersebut akan diuraikan lebih lanjut dalam bagian-bagian di bawah ini 1. Bahasa Standar dan Sub Standar Bahasa standar adalah semacam bahasa yang dapat dibatasi sebagai tutur dari mereka yang mengenyam kehidupan ekonomis atau menduduki status sosial yang cukup dalam suatu masyarakat. Kelas ini meliputi pejabat-pejabat pemerintah, ahli bahasa, ahli hukum, dokter, pedagang, guru, penulis, penerbit, seniman, insinyur, dan lain sebagainya. Bahasa non stsndar adalah bahasa dari mereka yang tidak memperoleh pendidikan yang tinggi. Pada dasarnya, bahasa ini dipakai untuk pergaulan biasa, tidak di pakai dalam tulisan. Kadang unsur ini digunakan juga oleh para kaum pelajar dalam bersenda gurau, dan berhumor. Bahasa non stadar juga berlaku untuk suatu wilayah yang luas dalam wilayah bahasa standar. Bahsa standar lebih efektif dari pada bahasa non standar. Bahasa non standar biasanya cukup untuk digunakan dalam kebutuhan-kebutuhan umum. 2. Kata Ilmiah dan Kata Populer Pilihan kata dalam hubungan dengan kesempatan yang dihadapi seseorang dapat dibagi atas beberapa macam kategori salah satunya adalah kata-kata ilmiah melawan kata-kata populer. Bagian terbesar dari kosa kata sebuah bahasa terdiri dari kata-kata yang umum yang dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik yang terpelajar maupun orang atau rakyat jelata. Maka kata ini dinamakan kata-kata populer. Kata-kata ini juga dipakai dalam pertemuan-pertemuan resmi, dalam diskusi-diskusi yang khusus, dan dalam diskusi-diskusi ilmiah. Contoh: Kata populer kata ilmiah Sesuai Harmonis Pecahan Fraksi Aneh Eksentrik Bukti Argumen Kesimpulan konklusi 3. Jargon Kata jargon mengandung beberapa pengertian. Jargon adalah suatu bahasa,dialek, atau struktur yang dianggap kurang sopan atau aneh tetapi istilah itu dipakai juga untuk mengacu semacam bahasa atau dialek hybrid yang timbul dari percampuran bahasa-bahasa, dan sekaligus dianggap sebagai bahasa perhubungan atau lingua franca. Jargon diartikan sebagai kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-kelompok khusus lainnya. Oleh karena jargon merupakan bahasa yang khusus sekali, maka tidak akan banyak artinya bila dipakai untuk suatu sasaran yang umum. Sebab itu, hendaknya dihindari sejauh mungkin unsur jargon dalam sebuah tulisan umum. 4.Kata Percakapan Kata percakapan adalah kata-kata yang biasa dipakai dalam percakapan atau pergaulan orang-orang yang terdidik. Pengertian percakapan ini disini sama sekali tidak boleh disejajarkan dengan bahasa yang tidak benar, tidak terpelehara atau tidak disenangi. Bahasa percakapan yang dimaksud disini lebih luas dari pengertian kat-kat populer, kata-kata percakapan mencakup pula sebagian kata-kata ilmiah yang biasa dipakai oleh golongan terpelajar 5.Kata Slang Kata slang adalah kata-kata non standar yang disusun secara khas; bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan. Kadang kala kata slang yang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja. Kata-kata slang sebenarnya bukan hanya terdapat pada golongan terpelajar, tetapi juga pada semua lapisan masyarakat. 6.Idiom Idiom adalah pola struktural yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa yang umum, biasanya berbentuk frase, sedangkan artinya tidak bisa diterangkan secara logis, dengan bertumpu pada makna kata-kata yang membentuknya, misalnya: seorang asing yang sudah mengetahui makna kata makan dan tangan, tidak akan memahami makna perasa makan tangan. Siapa yang berfikir bahwa makan tangan sama artinya dengan kena tinju atau beruntung besar ? dan selanjutnya idiom-idiom yang menggunakan kata makan seperti: makan garam, makan hati, dan senagainya. 7.Bahasa Artifisial Yang dimaksud dengan artifisial adalah bahasa yang disusun secara seni. Fakta dan pernyataan-pernyataan yang sederhana dapat diungkapkan dengan sederhana dan langsung tak perlu disembunyikan. Artifisial : Ia mendengar kepak sayap kalelawar dan guyuran sisa hujan dari dedaunan, karena angin kepada kemuning. Ia mendengar resah kuda serta langkah pedati ketika langit bersih kembali menampakkan bima sakti yang jauh. Biasa :Ia mendengar bunyi sayap kelelawar dan sisa hujan yang ditiup angin di daun. Ia mendengar derap kuda dan pedati ketika langit mulai terang. Jenis-Jenis Pilihan Kata atau Diksi 1. Berdasarkan makna a. Makna Denotatif Makna denotasi menyatakan arti yang sebenarnya dari sebuah kata. Makna denotasi berhubungan dengan bahasa ilmiah. Makna denotasi dapat dibedakan atas dua macam relasi, pertama, relasi antara sebuah kata dengan barang individual yang diwakilinya, dan kedua relasi antara sebuah kata dan ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya. Contoh: Bunga melati b. Makna Konotatif Makna konotatif adalah suatu jenis kata yang memiliki arti bukan sebenarnya dari sebuah kata. Contoh: Bunga Bank 2. Berdasarkan leksikal a. Sinonim Sinonim adalah kata-kata yang memiliki makna yang sama. Contoh: • sayang bersinonim kasih b. Antonim Antonim adalah dua buah kata yang maknanya “dianggap” berlawanan. Contoh: • Bagus berantonim dengan jelek. c. Homonim Homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi maknanya berlainan. Contoh : • Ibu mengukur kelapa terlebih dahulu sebelum mengupas pisang itu. d. Contoh Diksi didalam cerpen Ya, perkawinan sepasang yatim piatu itu dilindas teriknya cuaca. Terpanggang sengat yang menudung bumi. Namun begitu, pantang mereka merunduk dagu, melumur asam di muka, apalagi menanak dengki di dada, pada tak seberapa orang yang datang. Gula-gula masih tertabur di sepasang katupan bibir, melengkung di bawah hidung yang bagai mengendus tabiat buruk orang-orang kampung…. (Cerpen “Percakapan Pengantin” karya Benny Arnas, Koran Tempo, 31 Januari 2010) Serayu, seindah apakah senja yang kau bilang mengendap perlahan-lahan di permukaan sungai sehingga tampak air yang hijau itu berangsur-angsur tercampuri warna merah kekuningan dan memantulkan cahaya matahari bundar lalu koyak karena aliran yang menabrak batuan besar dasar sungai? O Serayu, sesedih apakah perasaan seorang wanita yang melihat senja itu dari balik jendela kereta ketika melintas di jembatan panjang sebelum stasiun Kebasen? (Cerpen “Serayu, Sepanjang Angin Akan Berembus…” karya Sungging Raga, Kompas, 22 Juli 2012) Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Diksi http://id.wikibooks.org/wiki/Fonem http://savvior.blogspot.com/2010/10/diksi-atau-pilihan-kata.html
Selengkapnya...